Ramadhan 1438 H, Pos Dai Tugaskan Dai ke Pelosok Negeri
JAKARTA -- Pada Ramadhan 1438 H tahun ini, Persaudaraan Dai Indonesia (Pos Dai) akan menugaskan para dai untuk berdakwah ke daerah-daerah...
JAKARTA -- Pada Ramadhan 1438 H tahun ini, Persaudaraan Dai Indonesia (Pos Dai) akan menugaskan para dai untuk berdakwah ke daerah-daerah yang membutuhkan sentuhan dakwah, seperti Nusa Tenggara Timur (NTT), Mentawai, Maluku, dan daerah terpencil lainnya.
“Zaman ini sebenarnya sudah menunggu kedatangan seorang Nabi untuk membawa Surat al-Alaq (wahyu pertama). Tetapi itu tidak mungkin, karena tidak ada lagi Nabi sesudah Muhammad Shallahu ‘Alaihi Wasallam, dan al-Qur’an telah cukup menjadi pedoman hidup manusia sepanjang masa.
Oleh karena itu, mubaliglah yang berfungsi sebagai Nabi, dan mubaliglah yang harus tampil mengumandangkan Surat al-Alaq itu kepada manusia,” ujar Kadiv pemberdayaan dai Pos Dai Samani Harjo saat mengutip perkataan Ustadz Abdullah Said, pendiri Hidayatullah, dalam buku Sistimatika Wahyu di kantor Pusat Pos Dai, Jakarta, baru-baru ini.
Menurutnya, kepedulian atau tanggung jawab yang sangat kuat untuk menyelamatkan nasib umat, menjadi ciri setiap Nabi/Rasul dan para pewaris misi kenabian, yang hendak melakukan pembaharuan terhadap kondisi masyarakatnya.
“Itulah yang disebut dengan jiwa kenabian,” sambungnya.
Sebagaimana kata dia, diterangkan dalam al-Qur’an Surat At-Taubah (9) ayat 128.
.لَقَدۡ جَآءَكُمۡ رَسُولٞ مِّنۡ أَنفُسِكُمۡ عَزِيزٌ عَلَيۡهِ مَا عَنِتُّمۡ حَرِيصٌ عَلَيۡكُم بِٱلۡمُؤۡمِنِينَ رَءُوفٞ رَّحِيمٞ
“Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin.”
Atas dasar itulah maka program penugasan para dai ke berbagai daerah dalam rangka Ramadhan 1438 H dilakukan.
Samani mengatakan, dai yang akan ditugaskan tersebut, adalah lulusan “Sekolah Dai” yang secara khusus mendidik para dai untuk berdakwah hingga ke pelosok negeri.
Mereka ini kata dia, adalah agen sekaligus pelopor perubahan masyarakat. Mereka memiliki peran yang sangat strategis dalam membentengi akidah umat dari berbagai infiltrasi ideologi yang menyimpang.
Sekaligus, tegasnya, dalam rangka menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari disintegrasi bangsa. Namun, katanya keberadaan dan kiprah mereka seringkali luput dari perhatian masyarakat.
Ia juga berharap, dengan dukungan dan partisipasi dari pihak yang peduli terhadap program ini, dapat memberi percepatan dan kelancaran program pemberdayaan umat di seluruh pelosok Nusantara.
“Dengan segala keterbatasan yang ada, kita tetap harus bangkit untuk memikirkan bagaimana risalah Nabi yang suci ini, tidak terputus bahkan terhenti. Karenanya para penggerak dakwah ini harus diperhatikan agar dakwah ini lebih bergairah bagi mereka yang telah mengabdikan dirinya untuk umat,” imbuhnya mengakhiri.*
ZAINAL AMIRUDDIN
“Zaman ini sebenarnya sudah menunggu kedatangan seorang Nabi untuk membawa Surat al-Alaq (wahyu pertama). Tetapi itu tidak mungkin, karena tidak ada lagi Nabi sesudah Muhammad Shallahu ‘Alaihi Wasallam, dan al-Qur’an telah cukup menjadi pedoman hidup manusia sepanjang masa.
Oleh karena itu, mubaliglah yang berfungsi sebagai Nabi, dan mubaliglah yang harus tampil mengumandangkan Surat al-Alaq itu kepada manusia,” ujar Kadiv pemberdayaan dai Pos Dai Samani Harjo saat mengutip perkataan Ustadz Abdullah Said, pendiri Hidayatullah, dalam buku Sistimatika Wahyu di kantor Pusat Pos Dai, Jakarta, baru-baru ini.
Menurutnya, kepedulian atau tanggung jawab yang sangat kuat untuk menyelamatkan nasib umat, menjadi ciri setiap Nabi/Rasul dan para pewaris misi kenabian, yang hendak melakukan pembaharuan terhadap kondisi masyarakatnya.
“Itulah yang disebut dengan jiwa kenabian,” sambungnya.
Sebagaimana kata dia, diterangkan dalam al-Qur’an Surat At-Taubah (9) ayat 128.
.لَقَدۡ جَآءَكُمۡ رَسُولٞ مِّنۡ أَنفُسِكُمۡ عَزِيزٌ عَلَيۡهِ مَا عَنِتُّمۡ حَرِيصٌ عَلَيۡكُم بِٱلۡمُؤۡمِنِينَ رَءُوفٞ رَّحِيمٞ
“Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin.”
Atas dasar itulah maka program penugasan para dai ke berbagai daerah dalam rangka Ramadhan 1438 H dilakukan.
Samani mengatakan, dai yang akan ditugaskan tersebut, adalah lulusan “Sekolah Dai” yang secara khusus mendidik para dai untuk berdakwah hingga ke pelosok negeri.
Mereka ini kata dia, adalah agen sekaligus pelopor perubahan masyarakat. Mereka memiliki peran yang sangat strategis dalam membentengi akidah umat dari berbagai infiltrasi ideologi yang menyimpang.
Sekaligus, tegasnya, dalam rangka menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari disintegrasi bangsa. Namun, katanya keberadaan dan kiprah mereka seringkali luput dari perhatian masyarakat.
Ia juga berharap, dengan dukungan dan partisipasi dari pihak yang peduli terhadap program ini, dapat memberi percepatan dan kelancaran program pemberdayaan umat di seluruh pelosok Nusantara.
“Dengan segala keterbatasan yang ada, kita tetap harus bangkit untuk memikirkan bagaimana risalah Nabi yang suci ini, tidak terputus bahkan terhenti. Karenanya para penggerak dakwah ini harus diperhatikan agar dakwah ini lebih bergairah bagi mereka yang telah mengabdikan dirinya untuk umat,” imbuhnya mengakhiri.*
ZAINAL AMIRUDDIN