Ramadhan, Pos Dai Tugaskan 23 Dai Muda ke Penjuru Indonesia
BOGOR -- Ramadhan hari ke 14, Pos Dai dengan dukungan Laznas BMH dan Baznas Pusat menugaskan 23 dai muda yang telah rampung menyelesaikan...
BOGOR -- Ramadhan hari ke 14, Pos Dai dengan dukungan Laznas BMH dan Baznas Pusat menugaskan 23 dai muda yang telah rampung menyelesaikan masa belajar selama satu tahun dalam program Sekolah Dai di Ciomas Bogor Jawa Barat (29/5).
Ketua Pos Dai, Ahmad Suhail dalam sambutannya mengatakan bahwa para dai muda jangan takut dengan ilmu yang sedikit.
“Ilmu itu kalau kata Imam Syafi’i adalah yang bermanfaat. Maka, jangan takut dengan ilmu yang sedikit. Apa yang didapatkan selama belajar di Sekolah Dai, itulah yang diamalkan, jadikan itu semua bermanfaat,” urainya.
Sementara itu, Ketua Departemen Dakwah DPP Hidayatullah, Ustadz Shohibul Anwar dalam arahannya mengatakan bahwa program melahirkan kader dai adalah pekerjaan mulia yang harus dikuatkan dan diteruskan.
“Melahirkan dai adalah pekerjaan mulia, ini kerja-kerja membangun peradaban. Oleh karena itu, program ini harus terus dikuatkan dan diteruskan,” tegasnya.
Senada dengan itu, Danramil Ciomas, Mayor Inf. Alamsyah, S.Ag dalam sambutannya menegaskan bahwa dai adalah bagian penting pembangunan negeri ini. Oleh karena itu beliau berpesan agar dai yang bertugas nanti dapat memiliki sifat seperti air.
“Dai itu bagian penting dari pembangunan di negeri ini. Oleh karane itu, jadilah seperti air, yang tidak pernah bisa berbenturan dan bergesekan dengan siapapun. Carilah persamaan di dalam kehidupan masyarakat, jangan mencari-cari perbedaan lantas berpecah belah karena itu. Saya sendiri sebenarnya dai, karena saya lulusan madrasah aliyah dan sampai sekarang masih belajar pendidikan Islam di Program Doktoral UIKA Bogor,” jelasnya.
Sekolah Dai yang diusung oleh Pos Dai akan terus berupaya mendidik generasi muda yang siap menjadi kader dai, kemudian berdedikasi untuk negeri dengan aktif berdakwah.
Saat ini, hal yang sangat mendesak dari program Sekolah Dai ini adalah terselesaikannya bangunan lokal, terutama lantai dua, juga termasuk fasilitas penunjang lainnya, seperti asrama, perpustakaan.
Sejumlah 23 dai yang lulus masa belajar itu ditugaskan ke berbagai wilayah di Indonesia, mulai bagian Sumatera, Kalimantan hingga perbatasan di Sebatik dan Nunukan, kemudian Morowali Utara untuk menguatkan program pembinaan Suku Wana, serta di Kupang, dan Timika Papua.*/Aimam
Ketua Pos Dai, Ahmad Suhail dalam sambutannya mengatakan bahwa para dai muda jangan takut dengan ilmu yang sedikit.
“Ilmu itu kalau kata Imam Syafi’i adalah yang bermanfaat. Maka, jangan takut dengan ilmu yang sedikit. Apa yang didapatkan selama belajar di Sekolah Dai, itulah yang diamalkan, jadikan itu semua bermanfaat,” urainya.
Sementara itu, Ketua Departemen Dakwah DPP Hidayatullah, Ustadz Shohibul Anwar dalam arahannya mengatakan bahwa program melahirkan kader dai adalah pekerjaan mulia yang harus dikuatkan dan diteruskan.
“Melahirkan dai adalah pekerjaan mulia, ini kerja-kerja membangun peradaban. Oleh karena itu, program ini harus terus dikuatkan dan diteruskan,” tegasnya.
Senada dengan itu, Danramil Ciomas, Mayor Inf. Alamsyah, S.Ag dalam sambutannya menegaskan bahwa dai adalah bagian penting pembangunan negeri ini. Oleh karena itu beliau berpesan agar dai yang bertugas nanti dapat memiliki sifat seperti air.
“Dai itu bagian penting dari pembangunan di negeri ini. Oleh karane itu, jadilah seperti air, yang tidak pernah bisa berbenturan dan bergesekan dengan siapapun. Carilah persamaan di dalam kehidupan masyarakat, jangan mencari-cari perbedaan lantas berpecah belah karena itu. Saya sendiri sebenarnya dai, karena saya lulusan madrasah aliyah dan sampai sekarang masih belajar pendidikan Islam di Program Doktoral UIKA Bogor,” jelasnya.
Sekolah Dai yang diusung oleh Pos Dai akan terus berupaya mendidik generasi muda yang siap menjadi kader dai, kemudian berdedikasi untuk negeri dengan aktif berdakwah.
Saat ini, hal yang sangat mendesak dari program Sekolah Dai ini adalah terselesaikannya bangunan lokal, terutama lantai dua, juga termasuk fasilitas penunjang lainnya, seperti asrama, perpustakaan.
Sejumlah 23 dai yang lulus masa belajar itu ditugaskan ke berbagai wilayah di Indonesia, mulai bagian Sumatera, Kalimantan hingga perbatasan di Sebatik dan Nunukan, kemudian Morowali Utara untuk menguatkan program pembinaan Suku Wana, serta di Kupang, dan Timika Papua.*/Aimam