Dai Mengabdi Antar Sembako untuk Muallaf Patlean Halut
HALMAHERA UTARA - Bahagia betul orang suku Togutil yang mendiami hutan Kabupaten Halmahera Timur di Maluku Utara yang mendapatkan pasokan ...
HALMAHERA UTARA - Bahagia betul orang suku Togutil yang mendiami hutan Kabupaten Halmahera Timur di Maluku Utara yang mendapatkan pasokan sembako dari program Dai Mengabdi Posdai Maluku Utara.
Pada bulan Ramadhan 1441 ini, muallaf Suku Togutil ini juga melaksanana puasa dengan bimbingan dai dari Posdai bersama jaringan dakwah Hidayatullah di Maluku Utara.
Untuk sampai ke lokasi ini memang tidak mudah. Selain harus menempuh perjalanan panjang dengan berjalan kaki, para dai ini juga harus melalui medan sulit seperti pebukitan yang menjulang dan sungai yang cukup lebar serta aliran yang deras.
Ketua Posdai Maluku Utara Ust Abdul Rahman mengatakan dia bersama tim relawan Dai Mengabdi selain memasok sembako juga membawa pakaian bagus layak pakai untuk digunakan oleh muallaf Suku Togutil.
Dia menyebutkan, ada sejumlah titik daerah muallaf yang menjadi binaan Posdai. Adapun yang didatangi beberapa waktu lalu itu adalah daerah pedalaman bernama Tutukur, berada di bawah desa Patlean yang ditempuh dengan kapal veri selama 2 jam, lalu lanjut naik mobil 3 sampai 4 jam. Setelah itu, harus bersabar nunggu kapal kayu 1 malam.
Di Patlean, Posdai telah menempatkan dainya Ust Ahmad Qomaruddin, yang juga pengurus Posdai Maluku Utara, untuk membersamai para muallaf dalam pebinaan keagamaan Islam dan bina aqidah Islam.
"Alhamdulillah, muallaf ini dengan kesadaran sendiri turut menjalankan ibadah puasa Ramadhan. Masih belajar sehingga kita tentu memaklumi apabila ada juga yang masih bolong-bolong," kata Rahman yang juga alumni Sekolah Dai Posdai Ciomas Bogor ini.
Rahman menjelaskan, para muallaf memang masih ada yang hidup secara nomaden. Namun umumnya sudah menetap dan tinggal di satuan pemukiman (SP) yang ada di pedalaman Halmahera Utara.
Selain di Patlean, Posdai Maluku Utara secara rutin dan intensif juga melakukan pembinaan di sejumlah SP lainnya dimana mereka umumnya juga adalah muallaf dengan menempatkan dainya seperti di Woda dan Buli.
Ketimbang ke Patlean, untuk menuju Woda relatif lebih dekat namun medan tempuh yang relatif sama tantangannya. Sementara untuk ke daerah SP Buli, dapat ditempuh selama 1 harian lebih dengan naik motor. Dari Buli bisa lanjut ke Patlean tapi harus sambung pakai rakit setengah jam tergantung arus.
Pada bulan Ramadhan 1441 ini, muallaf Suku Togutil ini juga melaksanana puasa dengan bimbingan dai dari Posdai bersama jaringan dakwah Hidayatullah di Maluku Utara.
Untuk sampai ke lokasi ini memang tidak mudah. Selain harus menempuh perjalanan panjang dengan berjalan kaki, para dai ini juga harus melalui medan sulit seperti pebukitan yang menjulang dan sungai yang cukup lebar serta aliran yang deras.
Ketua Posdai Maluku Utara Ust Abdul Rahman mengatakan dia bersama tim relawan Dai Mengabdi selain memasok sembako juga membawa pakaian bagus layak pakai untuk digunakan oleh muallaf Suku Togutil.
Dia menyebutkan, ada sejumlah titik daerah muallaf yang menjadi binaan Posdai. Adapun yang didatangi beberapa waktu lalu itu adalah daerah pedalaman bernama Tutukur, berada di bawah desa Patlean yang ditempuh dengan kapal veri selama 2 jam, lalu lanjut naik mobil 3 sampai 4 jam. Setelah itu, harus bersabar nunggu kapal kayu 1 malam.
Di Patlean, Posdai telah menempatkan dainya Ust Ahmad Qomaruddin, yang juga pengurus Posdai Maluku Utara, untuk membersamai para muallaf dalam pebinaan keagamaan Islam dan bina aqidah Islam.
"Alhamdulillah, muallaf ini dengan kesadaran sendiri turut menjalankan ibadah puasa Ramadhan. Masih belajar sehingga kita tentu memaklumi apabila ada juga yang masih bolong-bolong," kata Rahman yang juga alumni Sekolah Dai Posdai Ciomas Bogor ini.
Rahman menjelaskan, para muallaf memang masih ada yang hidup secara nomaden. Namun umumnya sudah menetap dan tinggal di satuan pemukiman (SP) yang ada di pedalaman Halmahera Utara.
Selain di Patlean, Posdai Maluku Utara secara rutin dan intensif juga melakukan pembinaan di sejumlah SP lainnya dimana mereka umumnya juga adalah muallaf dengan menempatkan dainya seperti di Woda dan Buli.