Posdai Aceh Bagikan Paket Sembako ke Dai dan Guru Ngaji
Data mutakhir soal jumlah orang dalam pemantauan (ODP), pasien dalam pengawasan (PDP) dan pasien positif virus corona (Covid-19) Aceh kemb...
Data mutakhir soal jumlah orang dalam pemantauan (ODP), pasien dalam pengawasan (PDP) dan pasien positif virus corona (Covid-19) Aceh kembali bertambah. Data terakhir yang diupdate 9/5/2020, 15:00:00 di laman resmi Covid19 Pemprov Aceh, ada sebanyak 1936 ODP, 92 PDP, dan sebanyak 17 orang positif.
Tentu saja kondisi ini turut mempengaruhi akfititas keseharian warga. Wabah virus Corona memang tidak hanya menyerang bidang kesehatan, tapi virus tersebut juga memberikan dampak negatif ke berbagai bidang lainnya, termasuk kegiatan usaha. Hingga saat ini banyak kegiatan usaha, seperti Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), maupun koperasi di Aceh terhenti.
Dinas Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Aceh melaporkan bahwa dari pendataan sementara yang mereka lakukan sebanyak 29.897 bidang usaha di seluruh kabupaten/kota di Aceh terdampak Covid-19.
Masih data dari Dinas Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Aceh, delapan kelompok jenis usaha yang dijadikan sebagai sampel, paling banyak adalah jenis usaha industri rumah tangga, seperti kerajinan tas bordir, dompet, usaha kue, keripik pisang dan ubi, dan yang sejenis, dimana yang terdampak mencapai 7.350 unit usaha.
Selain itu, jenis usaha lain yang juga terdampak wabah Covid-19 adalah usaha dagang kaki lima sebanyak 5.875, peternakan dan perikanan 4.664 unit usaha, pedagang dengan gerobak 3.620, pedagang ayam dan ikan 2.800, warung makan 3.065 unit usaha serta restoran 422.
Dari data yang ada memang belum ada yang secara spesifik mengkalkulasi dampak yang dirasakan oleh para guru ngaji, dai, pengelola panti asuhan, pondok pesantren dan lembaga sosial keagamaan lainnya.
Posdai Aceh pun terpanggil turun tangan membantu masyarakat yang terdampak khususnya bagi para dai, guru ngaji, pengasuh pondok-pondok pesantren dan panti asuhan.
Ketua Posdai Aceh, Abdullah, melihat kelompok rentan seperti guru ngaji dan dai masih nihil perhatian sehingga pihaknya pun menggalang gerakan keswadayaan untuk membantu meringankan para guru ngaji yang tentu sangat terdampak ini.
Bekerjasama dengan Pemuda Hidayatullah Aceh, Posdai melakukan pendataan mendatangi langsung rumah-rumah para dai dan guru ngaji dengan membawa paket sembako serta sejumlah uluran dana untuk memenuhi kebutuhan konsumsi harian.
Kendati jumlahnya tak sepenuhnya bisa memenuhi semua kebutuhan masyarakat terdampak ini, Posdai Aceh berharap gerakan sosial semacam ini setidaknya sedikit meringankan beban mereka dan berharap hal ini bisa menginspirasi yang lain untuk terus saling membantu meskipun dalam kondisi sempit dan susah.
DOKUMENTASI
Tentu saja kondisi ini turut mempengaruhi akfititas keseharian warga. Wabah virus Corona memang tidak hanya menyerang bidang kesehatan, tapi virus tersebut juga memberikan dampak negatif ke berbagai bidang lainnya, termasuk kegiatan usaha. Hingga saat ini banyak kegiatan usaha, seperti Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), maupun koperasi di Aceh terhenti.
Dinas Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Aceh melaporkan bahwa dari pendataan sementara yang mereka lakukan sebanyak 29.897 bidang usaha di seluruh kabupaten/kota di Aceh terdampak Covid-19.
Masih data dari Dinas Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Aceh, delapan kelompok jenis usaha yang dijadikan sebagai sampel, paling banyak adalah jenis usaha industri rumah tangga, seperti kerajinan tas bordir, dompet, usaha kue, keripik pisang dan ubi, dan yang sejenis, dimana yang terdampak mencapai 7.350 unit usaha.
Selain itu, jenis usaha lain yang juga terdampak wabah Covid-19 adalah usaha dagang kaki lima sebanyak 5.875, peternakan dan perikanan 4.664 unit usaha, pedagang dengan gerobak 3.620, pedagang ayam dan ikan 2.800, warung makan 3.065 unit usaha serta restoran 422.
Dari data yang ada memang belum ada yang secara spesifik mengkalkulasi dampak yang dirasakan oleh para guru ngaji, dai, pengelola panti asuhan, pondok pesantren dan lembaga sosial keagamaan lainnya.
Posdai Aceh pun terpanggil turun tangan membantu masyarakat yang terdampak khususnya bagi para dai, guru ngaji, pengasuh pondok-pondok pesantren dan panti asuhan.
Ketua Posdai Aceh, Abdullah, melihat kelompok rentan seperti guru ngaji dan dai masih nihil perhatian sehingga pihaknya pun menggalang gerakan keswadayaan untuk membantu meringankan para guru ngaji yang tentu sangat terdampak ini.
Bekerjasama dengan Pemuda Hidayatullah Aceh, Posdai melakukan pendataan mendatangi langsung rumah-rumah para dai dan guru ngaji dengan membawa paket sembako serta sejumlah uluran dana untuk memenuhi kebutuhan konsumsi harian.
Kendati jumlahnya tak sepenuhnya bisa memenuhi semua kebutuhan masyarakat terdampak ini, Posdai Aceh berharap gerakan sosial semacam ini setidaknya sedikit meringankan beban mereka dan berharap hal ini bisa menginspirasi yang lain untuk terus saling membantu meskipun dalam kondisi sempit dan susah.
DOKUMENTASI