Kisah Ustadz Qomaruddin Islamkan Malena di Pelosok Suku Togutil
HALMAHERA - Hidayah Allah memang penuh keajaiban. Itulah sebabnya setiap yang masuk Islam umumnya karena sebab keajaiban hidayah ini, bahkan acapkali mereka hanya merasakan sesuatu yang memang senafas dengan fitrah kemanusiannya.
Itulah yang pula dirasakan oleh seorang wanita suku Togutil di pedalaman Halmahera. Namanya Malena. Dia masuk Islam dibawah bimbingan Ustadz Qomaruddin, dai lulusan Sekolah Dai Ciomas Bogor yang saat ini mengabdi di kawasan terpencil itu.
"Asyhadu an laa ilaaha illallaahu, wa asyhaduanna Muhammadar Rasuulullah. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah. Dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah," demikianlah lidah Malena menirukan lafaz kalimat suci tersebut.
Malena telah resmi memeluk agama Islam dari keyakinan dia sebelumnya. Kini namanya menjadi Khadijah. Ia mengaku amat senang setelah masuk Islam, ia bahkan tampak terbata bata mengungkapkan perasaan bahagianya itu.
"Karena Islam agama yang indah dan bagus," katanya singkat. Khadijah saat ini telah mulai menjalani agama Islam. Sejak 6 bulan lalu, ia terus diajarkan tentang bagaimana Islam dan kehidupan seorang muslim yang sejatinya.
Bukan tanpa halangan Khadijah memeluk keyakinan Islam yang dianutnya sekarang. Bahkan ia harus berkali kali meyakinkan orangtuanya yang melarangnya masuk Islam. Tapi berkat hidayah, dia kokoh untuk meyakinkan orangtuanya dan akhirnya diizinkan.
Ustadz Qomaruddin yang rutin masuk ke daerah komunitas etnis yang hidup di hutan-hutan secara nomaden ini mengatakan berdakwah di daerah seperti itu memiliki tantangannya tersendiri.
Bukan saja alamnya yang sukar ditembus dengan jarak tempuh yang jelas melelahkan, karakter masyarakat yang tinggal di dalam hutan seperti ini juga belum sepenuhnya dapat menerima hal asing.
Oleh sebab itu, Qomaruddin selalu berupaya merangkul mereka sepenuh hati. Sebab mereka juga merupakan anak anak Ibu Pertiwi yang perlu tetap diberi perhatian, tidak saja kehidupan jasmaninya melainkan juga rohaninya.
"Kalau bukan kita yang mensyiarkan agama Islam di pelosok suku Togutil ini, maka siapa lagi," tukas Qomaruddin seraya menyampaikan keharuannya yang mendalam telah ditempa di Sekolah Dai Posdai hingga dapat menjadi pendakwah di pedalaman kendatipun diakuinya belum memiliki kapasitas keilmuan yang memadai.
"Alhamdulillah, Sekolah Dai Posdai telah membimbing saya menjadi dai seperti saya hari ini," pungkasnya.