Kuatkan Dakwah Dai Mengabdi di ujung Barat Indonesia
SABANG - Posdai memberikan dukungan berupa natura dai kepada Ustadz Hamizon Mizondri dalam rangka menguatkan kiprah dakwahnya di Sabang, sebuah daerah kepulauan di seberang utara pulau Sumatra.
Mengabdi di ujung paling barat Negara Indonesia itu, Ust Hamidzon bertugas mengemban dakwah di Pulau We. Pria kelahiran Bengkulu ini bertugas di pulau yang memiliki luas sekitar 120 km dan penduduk berjumlah sekitar 35.000 orang.
"Saya juga mohon didoakan agar senantiasa diberi kekuatan untuk berdakwah secara maksimal agar dakwah ini bisa dirasakan oleh masyarakat Pulau We," kata Hamizon.
Tak lupa ia juga mendoakan agar Allah SWT senantiasa melimpahkan keberkahan dan nikmat-Nya kepada para Muhsinin dan pemerhati dakwah.
Secara sosio-kultural, kehidupan sehari-hari penduduk Pulau We sebagian besar adalah bekerja sebagai nelayan, dan sebagian lagi adalah TNI, Polri dan PNS. Pulau We termasuk tujuan wisata, sehingga harga kebutuhan pokok lumayan tinggi dan hampir tidak terjangkau oleh masyarakat menengah ke bawah.
Sebelum bertugas di Sabang, ustadz jebolan Kuliah Dai Mandiri (KDM) Posdai tersebut mengawali tugas dakwahnya di Kabupaten Seluma Bengkulu selama 3 tahun, yakni dari tahun 2009 hingga tahun 2021.
Setelah itu, Hamizon melanjutkan tugas dakwahnya di Kabupaten Labuhanbatu dari tahun 2012 hingga 2021 sambil meneruskan pendidikan di Universitas Alwashliyah Labuhan batu.
Dan, terakhir ia kini bertugas di Pulau We didampingi anak dan istrinya. "Berdakwah di Sabang ini tidak saja berat, tetapi juga menantang. Insya Allah kita hadirkan Majelis Qur'an di sini," katanya saat rombongan LTC mengantarnya kali pertama ke Sabang, November 2021 lalu.
Lokasi dakwahnya saat ini tentu berbeda dengan tempat tugas lainya baik secara topografi maupun kultur sosial masyarakatnya. Sebagaimana diketahui, Pulau We memiliki kontur alam yang merupakan bongkahan karang raksasa.
Sehingga demikian, sebagian besar jalan merupakan tanjakan curam dan tikungan tajam, sehingga menjadi tantangan tersendiri bagi Ustadz Hamidzon yang masih belum memiliki kendaraan untuk berdakwah.
"Karena tidak ada motor, akhirnya pakai becak tua pinjaman dari salah seorang warga," katanya.
Medan alam Sabang memang tak sepenuhnya mulus, bahkan tak sedikit yang curam dan bebatuan. Dikarenakan belum memiliki kendaraan, Hamidzon terpaksa meminjam becak tua untuk keperluan dakwah.
Namun, nahas, becak yang dipinjamnya tersebut mengalami putus rantai di tengah jalan yang curam pada salah satu tanjakan ekstrem yang menyebabkan dirinya hampir terperosok masuk ke dalam jurang. "Alhamdulillah, Allah masih memberikan keselamatan," imbuhnya mengisahkan.
Perjuangan Hamzon terus maju dengan langkah pasti untuk membangun Sabang dengan semangat cinta dan persaudaraan. Posdai menyalurkan insentif dai sebagai amanah dari Muhsinin sebagai bentuk dukungan untuk aktivis dakwah daerah terluar Indonesia tersebut.*/Makrifatullah