Bekali Calon Dai Sarjana dengan Daurah Muallim Grand MBA
DEPOK- Sebagai wadah suaka generasi lahirnya tenaga kader dai yang siap tandang ke gelanggang, mahasiswa perlu dibekali dengan ilmu dan pemahaman teknis tentang pembelajan Al Qur'an yang efektif, efesien, dan tuntas yang secara praktis dapat memudahkan masyarakat dalam memahami Al Qur'an sebagai mukjizat akhir zaman.
Mengingat pentingnya hal tersebut, Persaudaraan Dai Indonesia (Posdai) melalui lini program Gerakan Nasional Berdakwah Mengajar dan Belajar Al Qur'an (Grand MBA) mengisi kelas pelatihan Grand MBA untuk mahasiswa STIE Hdayatullah selama 3 hari yang dibuka pada Selasa (28/2/2022).
Bertempat di salah satu ruangan perkuliahan gedung STIE Hidayatullah, para mahasiswa dengan khidmat mengikuti kegiatan Daurah Muallim GranD MBA. Kegiatan ini terselenggara atas kerjasama STIE Hidayatullah dengan GranD MBA.
Daurah Muallim untuk mahasiswa ini sendiri merupakan rangkaian kegiatan peningkatan kualitas keilmuan mahasiswa dalam bidang Al-Qur'an, dimana sebulan sebelumnya para peserta ini telah terlebih dahulu mengikuti daurah tajwid yang diadakan di Ciloto, Kabupaten Cianjur, selama 40 hari.
Koordinator Grand MBA Pusat yang juga instruktur nasional, Ust Muhdi Muhammad, mengatakan Grand MBA adalah merupakan program nasional Hidayatullah sebagai metode pilihan pembelajaran Al Qur’an secara tuntas dan sistematis.
Program pembelajaran Al Qur’an metode Grand MBA ditawarkan kepada masyarakat semata-mata ingin memberikan support dan menemani masyarakat belajar Al Qur’an secara tuntas sesuai dengan tahapan-tahapannya mulai dari terbata-bata, tidak bisa sama sekali, sampai pada tahapan tartil.
"Daurah Muallim hadir dengan harapan agar setiap lulusan sekolah maupun perguruan tinggi yang bernaung dibawah organisasi Hidayatullah dapat melaksanakan perannya dalam dakwah Islam. Dalam artian menjadi individu yang mampu mendekatkan masyarakat dengan Al-Qur'an," pungkasnya.
Sementara itu, Wakil Ketua III Bagian kemahasiswaan, Rasfiuddin Sabaruddin, SSy, MIRK, mengatakan STIE Hidayatullah Depok menyadari akan perannya sebagai salah satu motor pencetak kader dai Hidayatullah sehingga perlu untuk terus melakukan akselerasi.
Upaya tersebut jelas dia ditandai diantaranya dengan dilakukannya perubahan dan penyempurnaan kurikulum agar output dan outcome lulusan STIE Hidayatullah sesuai dengan standar yang diinginkan oleh Hidayatullah sebagai pihak berkepentingan yang paling utama tanpa menyalahi aturan dan standar nasional yang telah disusun oleh Pemerintah Indonesia.
"Harapan terbesar tersebut adalah bagaiman para alumni PTH (Perguruan Tinggi Hidayatullah) termasuk didalamnya STIE Hidayatullah mampu mencetak kader yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga harus cerdas secara spiritual," kata Rasfiuddin.
Rasfiuddin berharap, daurah muallim Al Qur'an yang diikuti mahasiswa ini dan sebelumnya telah menjalani fortifikasi intensif tajwid selama 40 hari di Cilotoh, akan melahirkan kade dai muda yang siap menjadi problem solver dengan nilai nilai Al Qur'an.
"Sehingga suatu saat mereka hadir ditengah masyarakat dan bisa memberikan pencerakan bahkan menghadirkan solusi-solusi terhadap berbagai macam problem yang dihadapi oleh masyarakat," tandas dosen kelahiran Mamuju, Sulawesi Barat ini.*/Rifat/ain)