Kiprah Dai Mengabdi, Dakwah Putra Flores Bina Desa Muallaf
ABUBAKAR BESSAH memanaskan motornya. Pagi itu, dia akan melakukan perjalanan dakwah menuju daerah binaannya di Koroncia, salah satu desa di Kecamatan Mangkutana, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan. Abubakar harus sudah tiba sebelum waktu Dzuhur, sebab ia harus menjadi imam sholat bagi masyarakat setempat.
Mengajar mengaji sudah menjadi pekerjaan Abubakar. Dimanapun ia bertugas, di sana ia membuka taman taman Al Quran untuk memudahkan masyarakat ingin belajar mengaji. Termasuk di Koroncia ini.
Namun, takdir tak dapat dianulir. Dalam perjalanan itu, ada satu masalah. Motor Abubakar tiba tiba mati. Dia pun menepi untuk memastikan apa yang sedang terjadi pada tungganggan yang selalu setia membersamainya itu.
Ternyata ban motor mengalami kebocoran. "Ini salah satu tantangan di daerah. Kalau bukan bocor ban, kehabisan bensin," katanya sambil tertawa, seperti tidak sedang terjadi apa apa.
Dia akhirnya melanjutkan perjalanan menggunakan armada motor lainnya. Abubakar membina dua desa muallaf yaitu di desa Koroncia di Kecamatan Mangkutana dan Desa Kawata, Kecamatan Malili.
Secara rutin, Abubakar melakukan pembinaan iman dan islam bagi kaum muslimin di sana. Menurutnya, jarak tempuh membutuhkan waktu 1 jam perjalanan untuk menuju Desa Koroncia dan 1 jam 45 menit ke Desa Kawata dengan armada yang sama.
"Salah satu yang dibutuhkan adalah alat transportasi, karena dari desa satu ke desa lainnya biasanya hanya dapat diakses menggunakan motor," kata suami Rahma Putia ini. Ayah dari 3 orang anak ini sekarang mengabdi di Wotu. Selain kedua desa di atas, Abubakar juga kerap menyambangi berbagai daerah lainnya di kawasan Wotu dalam rangka safari dakwah.
Abubakar adalah salah satu dai yang bertugas di Kampus Pondok Pesantren Hidayatullah Wotu, Luwu Timur. Di sini, Abubakar tinggal di lingkungan Pondok Pesantren Hidayatullah Wotu bersama para santri yatim dan duafa yang dibinanya. Dalam keseharian, Abubakar menjadi pengajar para santri tersebut.
Untuk menjangkau berbagai titik daerah binaannya tersebut Abubakar harus mengendarai satu satunya motor milik yayasan tempat dia tinggal. "Kadang juga harus minjam milik teman," katanya.
Namun, kendala transportasi tak terlalu menjadi beban pikiran Abubakar. Pria kelahiran Kampung Baru, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), ini tetap lincah bergerak. Pembinaan pun tak berkurang jumlahnya.
"Kita melakukan kerja kerja dakwah ini karena Allah yang perintahkan dan hanya akan berhenti kalau Allah sudah menghentikan kita. Tantangan sudah pasti ada, tapi bukan untuk dikeluhkan, tapi dihadapi. Insya Allah indah pada waktunya," katanya penuh semangat.*/Zainal A. Chalik
(Saksikan juga tayangan dakwah lainnya di kanal Youtube Posdai pada tautan handle kami di youtube.com/@PosdaiOfficial atau klik di sini atau di sini)