Mahasantri Sekolah Dai Hidayatullah Ciomas Jalani Ujian Terbuka
BOGOR — Ahad, 6 Sya’ban 1444 (26/2/2023) menjadi hari yang berbahagia bagi para santri-santri Sekolah Dai Hidayatullah (SDH) Ciomas. Karena hari ini, mereka melaksanakan ujian terbuka.
Ada 34 santri SDH ini telah melewati pembelajaran kurang lebih satu tahun. Ditempa dengan berbagai kegiatan dan pembelajaran sebagai bekal mereka di daerah menjadi dai muda.
Penanggung jawab ujian terbuka ini, Ust. Ahmad Zainuddin, menyampaikan di awal acara bahwa ujian terbuka ini bagian dari rangkaian akhir mereka belajar di SDH. “Ini dilakukan setiap tahun hingga angkatan delapan ini,” kata Zainuddin.
Zainuddin mengatakan, tujuan ujian terbuka adalah untuk evaluasi hasil pencapaian belajar santri. “Ini menjadi motivasi bagi santri-santri berikutnya, serta syiar Islam bagi dunia dakwah,” imbuhnya.
Satu persatu, santri SDH dipanggil untuk diuji dan dipersaksikan oleh teman-temannya. Menjadi tantangan yang menarik dan memotivasi.
Ujian terbuka di SDH dilakukan oleh 4 penguji. Pertama, ada Ust. Agung Tranajaya yang menguji kemampuan tahsin dengan hukum-hukum tajwid.
Penguji kedua, Ust. Saefuddin Abdullah, Lc, yang juga sebagai direktur SDH menguji Bahasa Arab. Kemudian, penguji ketiga yaitu Ust. Abdul Ghofar Hadi selaku Wakil Sekretaris Jenderal DPP Hidayatullah yang diundang untuk menguji bidang tahfidz.
Ada juga penguji keempat yaitu Ust. Muhdi Muhammad yang menguji kemampuan terjemah al Quran atau MBA. Mereka yang diuji rata-rata siap dan memiliki kemampuan yang mumpuni.
Dalam acara penutupan ujian terbuka ini, Ust. Abdul Ghofar memberikan apresiasi terhadap kemampuan para santri SDH. Menurutnya, pencapaian yang luar biasa dimana mereka belajar dalam kurun waktu relatif singkat tapi bisa menguasai beberapa disiplin ilmu.
Namun, Abdul Ghofar berpesan agar tidak puas dengan pencapaian ini. Masih banyak ilmu yang harus dipelajari dan dikuasai.
“Harus senantiasa dinyalakan semangat belajarnya untuk menuntut ilmu sebanyak-banyaknya sehingga bisa memberikan manfaat kepada masyarakat,” katanya.
Ust. Muhdi juga memberikan pesan agar pengalaman belajar di SDH menjadi modal untuk belajar lebih tekun lagi. “Belajar tidak mengenal umur dan waktu,” pesannya.
Tak lupa, Ust. Saefuddin mengingatkan bahwa ujian terbuka ini tidak ada apa-apanya dibandingkan ujian di akhirat oleh malaikat. “Tidak ada revisi dan perbaikan. Tentu lebih dahsyat pertanyaan dan resikonya karena terkait surga atau neraka,” katanya mengingatkan.
Sesi terakhir kegiatan ujian ini adalah pemberian hadiah kepada dua santri terbaik dalam ujian terbuka ini. Yaitu diraih oleh juara 1 Abdul Hafidz dan juara 2 saudara Muhammad Yusmin.*/(agh/par)