Posdai Gelar Pelatihan Guru Ngaji DIY - Jatengbagsel untuk Cetak Muallim Muallimat Kompeten
YOGYAKARTA - Persaudaraan Dai Indonesia (Posdai) bekerjasama dengan Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Hidayatullah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) - Jawa bagian Selatan (Jatengbagsel) dan PW Muslimat Hidayatullah menggelar Pelatihan Dai & Guru Ngaji Yogyakarta dengan tema Mencetak Mu'allim dan Muallimat GRAND MBA yang memiliki Kompetensi Dalam Bidang Al-Quran.
Acara berlangsung selama 3 hari yang turut didukung Laznas BMH ini digelar di Aula Pondok Pesantren Hidayatullah Yogyakarta yang dibuka oleh Ketua Departemen Komunikasi dan Penyiaran Dewan Pengurus Pusat (DPP) Hidayatullah Ust. Drs. Shohibul Anwar, M.Pd.I pada Jum'at,11 Sya'ban 1444 (3/3/2023).
Dalam sambutannya membuka kegiatan, Ust. Drs. Shohibul Anwar menyampaikan urgensi Hidayatullah menghadirkan Gerakan Dakwah Nasional Mengajar dan Belajar Al Quran (Grand MBA) sebagai metode pengajaran memberantas buta aksara Al Qur'an.
Shohibul menekankan Grand MBA hendaknya terus dikembangkan dan dikuatkan agar semakin banyak dari masyarakat yang mendapatkan kemudahan dalam pembelajaran Al Quran. Bukan hanya dipelajari melainkan juga menjadi nilai utama yang selalu dijaga dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari hari.
"Kita sudah membuktikan bahwa Grand MBA melalui majelis majelis dan rumah Quran adalah gerakan yang sangat efektif dalam mensukseskan dakwah di tengah masyarakat," kata Shohibul Anwar.
Dia berpesan bahwa inti dari Grand MBA adalah sebagaimana kepanjangannya yakni belajar dan mengajar Al Quran dengan mendirikan rumah Quran dan membentuk majelis majelis Quran sebagai wadah pembinaan
"Tujuannya adalah untuk mengantarkan umat berislam dengan baik," imbuhnya.
Sementara itu, Ketua DPW Hidayatullah Jateng bagsel Ust. Abdullah Munir dalam sambutannya mengatakan target dari acara ini adalah menyiapkan dan meningkatkan kapasitas muallim muallimat seiring dengan semakin bertambahnya layanan Rumah Quran yang dihadirkan di DIY - Jateng bagsel.
"Pengelolaan Rumah Quran harus dikelola dengan baik dan serius, seriusnya seperti mengelolah sekolah formal. Sehingga dengan demikian maka kita akan menghasilkan RQH yang profesional, maju, dan kompeten," katanya.
Munir menambahkan, segmentasi yang bagus untuk RQ adalah kelas dewasa dengan sistem pembinaan sebagaimana selama ini telah dikembangkan oleh Grand MBA.
Disamping itu, Munir juga mendorong pendirian RQH di kawasan yang potensial terutama kawasan yang memiliki kerentanan buta aksara Al Quran yang tinggi seraya berharap RQH terus memantapkan standarnya.
"Harapan kami selepas pelatihan ini muncul RQH baru yang standar," tandasnya.
Pembukaan acara ini juga dihadiri oleh narasumber yaitu Badan Koordinasi Pembinaan Tilawah al Qur’an (BKPTQ) Hidayatullah Ust. Muhammad Agung Tranajaya, Lc, M.Psi dan Ketua Posdai DIY Ust. Mansur Abu Ghaza.*/Yacong B. Halike