Posdai bersama Hidayatullah Kepri Jalin Sinergi dengan MUI Provinsi
TANJUNG PINANG — Pengurus Posdai Riau membersamai Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Hidayatullah Kepulauan Riau (Kepri) menyambangi kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Kepulauan Riau, Selasa (5/9/2023).
Kehadiran rombongan pengurus DPW Hidayatullah Kepri yang dipimpin ketua Ust. Darmansyah di kantor MUI di Tanjung Pinang itu disambut Ketua MU provinsi Kepri, KH. Bambang Maryono, Sekretaris Umum KH. Edi Safrani, Sekretaris KH. Rafis Nawi dan pengurus lain.
“Atas nama ketua MUI, saya mengucapkan selamat datang kepada para pengurus DPW Hidayatullah Kepri atas kehadirannya untuk saling sharing berbagai persoalan keummatan,” tutur KH. Bambang Maryono.
KH. Bambang Maryono juga menyampaikan harapan MUI dan Hidayatullah ke depannya bisa membuat MoU atau nota kesepahaman terkait harakah atau pergerakan di lapangan yang memadukan kepentingan agama dan bangsa, termasuk membuat peta dakwah bersama agar program keummatan tepat sasaran.
Sementara itu, ketua DPW Hidayatullah Kepri, Ust. Darmansyah yang didampingi sekretaris Ust. Maulana, bendahara Ust. Abdul Aziz Elhaqqy, anggota DMW Hidayatullah Kepri Ust. Muhammad Hasan dan jajaran pengurus lain memaparkan banyak hal diantaranya program tarbiyah dan dakwah Hidayatullah di Kepulauan Riau.
Darmansyah menyampaikan program dakwah di antaranya penempatan dai hinterland di pulau-pulau terpencil bekerjasama dengan pemerintah provinsi. Termasuk program pembinaan para mualaf yang bersinergi dengan Baitul Maal Hidayatullah (BMH) dan MUI kab/kota.
Dalam dialog tersebut juga disepakati rencana memasukkan para pengurus DPW Hidayatullah ke dalam struktur kepengurusan MUI. Ketua MUI Kepri berjanji akan membawa masukan ini ke rapat pleno pengurus dalam waktu dekat.
Di akhir pertemuan, KH. Bambang Maryono, berharap akan ada pertemuan lanjutan yang intens membicarakan persoalan terbesar hari ini yaitu kemiskinan.
Pria asal Jawa Timur ini juga mendorong agar Hidayatullah terus memaksimalkan program untuk kaum dhuafa atau kalangan tidak mampu termasuk membuat sekolah yang dapat mengakomodir kalangan dhuafa.* (ybh/ hidayatullah.or.id)