Menguatkan Kiprah Dai Mengabdi di Daerah Terpencil dan Tertinggal
ISLAM adalah tarikan nafas yang mendenyuti Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia. Tanpa Islam, negeri dengan lebih dari 17.000 pulau ini tak pernah ada.
Islam akan selalu menubuh dalam struktur anatomi kebangsaan dan keindonesiaan kita. Ia senyawa yang tak terpisahkan. Karena itu, dakwah selalu menjadi kebutuhan penting sebagai medium penyucian rohani bangsa.
Dengan dilatari spirit tersebut, Persaudaraan Dai Indonesia (Posdai) terus melangkah memberi dukungan kepada para dai yang mengabdi sebagai pendakwah agama Islam di daerah terdepan, terpencil, tertinggal (3T) serta kawasan minoritas dan rentan.
Peran ini memiliki signifikansi yang besar dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, terutama dalam konteks kondisi geografis, sosial, ekonomi, dan budaya yang kurang berkembang dibandingkan dengan daerah lain dalam skala nasional.
Peran dai mengabdi ini penting untuk meningkatkan akses terhadap pendidikan dan pengetahuan agama. Para dai di daerah 3T menjadi tulang punggung dalam memberikan pendidikan agama kepada masyarakat setempat.
"Dengan memberikan dukungan moril dan materil, mereka dapat lebih fokus dan bersemangat dalam memberikan pengajaran agama yang berkualitas, membantu meningkatkan pemahaman agama dan spiritualitas masyarakat setempat," kata Ketua Posdai Pusat, Ust. Abdul Muin, yang belum lama balik dari Pulau Rupat untuk pembinaan muallaf.
Peran dai mengabdi di daerah pedalaman ini juga memiliki arti yang dalam dalam berperan membangun kesejahteraan dan kemandirian ekonomi.
Karena itu, dukungan materil seperti bantuan dana, pelatihan keterampilan, atau bantuan modal wira usaha dapat membantu para dai untuk memperbaiki kondisi ekonomi mereka dan meningkatkan kesejahteraan.
"Dengan demikian, mereka dapat lebih fokus dalam menjalankan tugas dakwah mereka tanpa harus terlalu khawatir tentang kebutuhan ekonomi sehari-hari," katanya.
Dukungan dari Lintas Sektoral
Selain itu, kata Muin, adalah pentingnya mendukung peran dai mengabdi dalam meningkatkan kualitas dakwah dan pelayanan masyarakat. Sehingga dukungan moril berupa apresiasi, dukungan psikologis, dan semangat dari masyarakat dan pemerintah setempat dapat memberikan motivasi tambahan bagi para dai untuk terus berjuang dalam mendidik masyarakat terutama muallaf pedalaman.
Tidak kalah penting adalah kiprah dai pedalaman sesungguhnya turut memperkuat kehadiran negara dan pemerintah di daerah 3T.
Dengan memberikan dukungan kepada para dai di daerah 3T, negara dan pemerintah menunjukkan komitmen mereka untuk memperkuat kehadiran dan pelayanan di daerah yang terpinggirkan.
"Peran dai mengabdi di daerah 3T ini membantu memperkuat ikatan antara pemerintah pusat dan daerah, serta meningkatkan rasa kepercayaan dan solidaritas antara pemerintah dan masyarakat setempat," imbuh Muin.
Dalam pada itu, dukungan moril dan materil kepada para dai di daerah 3T tidak hanya berdampak pada peningkatan keberagamaan, tetapi juga pada pembangunan peradaban dan kebangkitan sosial di tingkat lokal.
"Posdai berharap para dai mengabdi menjadi agen perubahan yang membawa inspirasi, pemikiran positif, dan nilai-nilai moral yang kuat bagi masyarakat setempat, membantu membangun masyarakat yang lebih maju dan beradab," kata Muin.
Dengan demikian, terangnya, memberikan dukungan moril dan materil kepada para dai di daerah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar sangat penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, memperkuat keberadaan agama Islam, dan meningkatkan kesejahteraan serta peradaban masyarakat di daerah yang kurang berkembang tersebut. (ybh/hio)