Dakwah Kita dan Tentang Shalat Lima Waktu Umat Islam Indonesia - Persaudaraan Dai Indonesia | Bersama Dai Membangun Negeri | Posdai.or.id

Jumat, 12 Juli 2024

Dakwah Kita dan Tentang Shalat Lima Waktu Umat Islam Indonesia

KITA sepakat bahwa shalat 5 waktu hukumnya wajib. Meninggalkannya dengan sengaja adalah dosa besar. Tapi apakah seluruh umat Islam di Indon...


KITA
sepakat bahwa shalat 5 waktu hukumnya wajib. Meninggalkannya dengan sengaja adalah dosa besar. Tapi apakah seluruh umat Islam di Indonesia sudah menunaikannya?

Mari perhatikan data yang diambil dari Indonesia Moslem Report 2019 yang diterbitkan oleh Avara Research:

  1. Umat Islam di Indonesia yang sudah menunaikan shalat 5 waktu dan selalu dilaksanakan secara berjamaah baru mencapai 2% saja.
  2. Umat Islam di Indonesia yang sudah menunaikan shalat 5 waktu dan sering berjamaah baru mencapai 7,7% saja.
  3. Umat Islam di Indonesia yang sudah menunaikan shalat 5 waktu dan kadang-kadang berjamaah mencapai 29,2%.
  4. Umat Islam di Indonesia yang sering shalat 5 waktu mencapai 33,8%.
  5. Umat Islam di Indonesia yang kadang-kadang shalat 5 waktu mencapai 26,8%.
  6. Umat Islam di Indonesia yang tidak pernah shalat 5 waktu mencapai 0,4%.

Sehingga, dapat kita ambil kesimpulan bahwa umat Islam di Indonesia yang selalu melaksanakan shalat 5 waktu baik sendirian atau pun berjamaah baru mencapai 38,9% atau 4 dari 10 orang saja. Sisanya masih 'sering' dan 'kadang-kadang' saja shalat 5 waktunya atau 6 dari 10 orang masih 'bolong-bolong' shalatnya.

Ditinjau dari sisi usia/pembagian generasi, semakin dewasa maka cenderung semakin tertib dalam melaksanakan shalat 5 waktu baik sendirian maupun secara berjamaah. 

Namun, kondisi ini berlawanan dengan generasi yang lebih muda, khususnya Gen Z dan Younger Millenial, semakin muda maka semakin 'bolong-bolong' shalatnya.

Maksud saya menyajikan ini adalah, diambil dari satu Rukun Islam -yaitu shalat lima waktu saja yang sifatnya wajib dan mutlak bagi seluruh umat Islam, kita masih punya pekerjaan rumah yang begitu besarnya. Masih ada 61,1% saudara kita yang harus kita rayu, ajak, motivasi untuk bisa menunaikan kewajibannya.


Siapa yang akan melakukannya? Ya, seluruh komponen dari kita semua. Baik itu tradisionalis, modernis, atau pun yang fundamentalis. 

Yang tradisionalis, modernis dan fundamentalis menyentuh lewat jalur pendekatan kultural hingga prosedural dengan 'bahasa' yang dipahami oleh masing-masing cluster masyarakatnya.

Percayalah, jika kita sibuk dengan menyelesaikan problematika umat Islam di Indonesia terkait BAB SHALAT 5 WAKTU ini saja, kita tidak ada waktu dan energi untuk berdebat, saling caci, saling hina. kita bahkan sibuk duduk bersama, membuat pemetaan dakwah. 

Adapun yang tradisionalis dakwah di mana, yang modernis dakwah di mana dan yang fundamentalis dakwah di mana. Targetnya dibuat, misal tahun 2025 ini yang bolong-bolong shalat 5 waktunya harus berkurang minimal 5 dari 10 atau 50%-nya sudah bisa diajak shalat baik sendirian maupun berjamaah. 

Atau menaikkan prosentase orang yang sudah shalat 5 waktu dari sendirian menjadi kadang-kadang berjamaah atau menjadi sering berjamaah. Serius, sibuk kita. Tak sempat buang-buang waktu dan energi untuk saling membenci. Yang ada adalah saling berkolaborasi.

Nah, jangan-jangan kita tidak punya prioritas dakwah dan tidak tahu data umat Islam di Indonesia potretnya bagaimana. Sehingga sebagian dari kita berdakwah secara sporadis, tanpa rencana. Padahal, gagal dalam berencana adalah merencanakan kegagalan.

Eit, ini baru bab shalat 5 waktu. Nanti kita buka data umat Islam di Indonesia terkait bab Membaca Al Quran misalnya. Beuh, asli tambah tidak ada waktu yang sia-sia.

*) Azzam Mujahid Izzulhaq, penulis adalah pengusaha, sahabat dakwah dan pemerhati masalah sosial kebangsaan. Dikutip dari cuitan penulis di akun Twitter @AzzamIzzulhaq centang biru miliknya

Mitra

Sinergi adalah energi kita, terus berpadu dalam langkah nyata

  • Bersama Dai Bangun Negeri
  • Save Indonesia with Quran, ajak masyarakat hidupkan al-Quran
  • Menjadi dai perekat ukhuwah islamiyah dan ukhuwan insaniyah
  • Keswadayaan bersama mengemban amanah dakwah majukan negeri