Sekolah Dai Sultanbatara Parepare Gelar Wisuda dan Penugasan Angkatan V 2024
PAREPARE - Di bawah langit biru Parepare, gemuruh kebanggaan terdengar dari Gedung Dakwah Hidayatullah, Kamis, 26 Muharam 1446 (1/8/2024). Dalam suasana penuh haru dan syukur itu, Ujian Terbuka Syarah Matan Mandzumah Al Jazaariyyah menandai rangkaian wisuda dan penugasan angkatan ke-5 Sekolah Dai Hidayatullah (SDH) Sulawesi Selatan, Barat, dan Tenggara (Sultanbatara).
Mudir Sekolah Dai Sultanbatara Parepare, Ust. H. Habibi Nursalam Bonggo, S.Pd.I, dalam keterangannya kepada media ini usai acara, mengatakan para alumni angkatan V ini dibekali embrio semangat dan ketaatan sehingga mereka siap ditugaskan berdakwah di berbagai titik khususnya di kawasan Sultanbatara.
Habibi berharap, para dai muda ini terus dikuatkan oleh para senior agar mereka terus mampu berkompetisi dalam kebaikan. Spirit fastabiqul khairat ini menurutnya perlu ditanamkan secara terus menerus.
"Para senior perlu 'mentalqin' mereka dengan step by step, agar mereka kuat dan kelak menjadi pioner yang bermental baja dan tahan banting. Disamping itu, perlu juga kesejahteraan buat mereka sesuai dengan kearifan lokal di mana mereka bertugas," kata Habibi.
Seraya dengan itu, Habibi berharap sinergi tiga wilayah ini semakin menguatkan pengembangan dakwah di kawasan sekaligus meneguhkan eksistensi mereka dalam mengarungi dakwah sebagai jalan hidup.
"Jangan sampai mereka sambil berdakwah dan mengasuh dan masih tergantung dengan keuangan orangtuanya, terkadang ini membuat ortu mengajak balik kerja kampungnya. Sehingga aspek kesehjahteraan ini penting jadi perhatian," katanya.
Habibi juga berharap kepada alumni untuk sabar dalam menjalani proses karena tidak ada proses yang singkat untuk menjadi pribadi sukses serta menjalani masa masa ini dengan penuh dedikasi.
"Harapan kepada alumni agar taat dan sabar serta banyak komunikasi dengan yang lebih senior" harapnya, sambil mendorong agar setiap alumni mencari minimal 2 orang untuk masuk Sekolah Dai.
Habibi berharap agar para mahasantri yang telah lulus dapat memanfaatkan ilmu yang mereka peroleh untuk mengajar Al-Qur'an dengan metode Grand MBA.
Habibi juga menekankan pentingnya sinergi antara para pengurus daerah Hidayatullah dan para lulusan dalam menjalankan dakwah dan pengabdian mereka di masyarakat.
Dengan keberhasilan ini, kata dia, Hidayatullah Sultanbatara tidak hanya mengukir prestasi, tetapi juga menebar inspirasi. Keberadaan Sekolah Dai Hidayatullah Sultanbatara di Parepare menjadi bukti bahwa dengan kerja keras, dedikasi, dan bimbingan yang tepat, para mahasantri dapat mencapai puncak prestasi dan memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat.
Tampak pula pada acara tersebut Ketua Dewan Murabbi Pusat Hidayatullah, Dr. H. Tasmin Latif, M.Pd., yang juga hadir untuk memberikan pesan kepada para wisudawan. Ia berpesan agar mereka selalu tampil sebagai orang terbaik di tengah masyarakat dengan dakwah yang relevan dan santun.
"Tampillah dengan melakukan dakwah yang relevan di tengah tengah masyarakat, hadirlah dengan mubasysyiran wa nadziran," ujarnya, seperti dilansir laman Hidayatullahsulbar.com.
Menurut Tasmin Latif, metode dakwah yang moderat dan santun menjadi landasan bagi para da’i Hidayatullah dalam menjalankan tugas mereka sebagai pemersatu jalinan ukhuwah umat.
Di hadapan para hadirin, Al-Farobi dinobatkan sebagai mahasantri terbaik dalam Bahasa Arab, sementara Iswar dan Aras masing-masing meraih predikat terbaik dalam pelajaran Al-Qur'an dan Grand MBA. Keempat mahasantri yang membawa harum nama Hidayatullah Mamuju ini menjadi bukti nyata dari dedikasi dan kerja keras mereka.
Nilai Keteladanan Dai
Sementara itu, dalam sambutannya, Ketua DPW Hidayatullah Sulsel, Ust Nasri Bukhori, M.Pd I, menyampaikan bahwa seorang dai adalah individu yang siap dicontoh dan siap memberikan segalanya.
Hidup seorang dai, kata Nasri, penuh tantangan, namun secara gamblang Allah menjelaskan keistimewaan dai dalam Al Qur'an surah Fusshilat ayat 33. Di sana terdapat Basyira, atau kabar gembira, bahwa setiap orang yang mengambil peran dakwah adalah manusia pilihan, pekerjaan pilihan, dan pekerjaan yang diridhoi.
"Seorang dai harus menjadi teladan dalam setiap aspek kehidupan. Para dai menyampaikan ajaran agama dan juga menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari," katanya.
Kehidupan seorang da'i tidak mudah. Banyak tantangan yang harus dihadapi, baik dari dalam diri sendiri maupun dari lingkungan sekitar. Namun, jelas Nasri, setiap tantangan ini merupakan ujian yang akan meningkatkan kualitas diri seorang dai, menjadikannya lebih tangguh dan beriman.
Nasri kembali menegaskan bahwa pekerjaan seorang dai adalah profesi mulia yang dilakoni oleh semua Nabi. Karenanya, keberkahan yang diperoleh dai bukan hanya dalam bentuk empirik, tetapi juga dalam bentuk ketenangan batin dan kepuasan spiritual.
Dakwah Santun dan Bersahabat
Dalam acara tersebut, Kepala Sub Bagian Tata Usaha Kementerian Agama Kota Parepare, H. Saiful Mahsan, S.Pt., M.Si., turut hadir dan menyampaikan rasa syukur atas keberadaan Hidayatullah.
Menurut H. Saiful Mahsan, dakwah yang dilakukan oleh Hidayatullah sangat santun dan tidak keras, sehingga diterima dengan baik oleh masyarakat dan pemerintah setempat.
Sinergi yang terjalin antara Hidayatullah dan masyarakat Parepare telah memberikan manfaat besar bagi umat, dan ia berharap kerjasama ini akan terus berlanjut. (ybh/pos)