Semangat Menyala Ustadz Bashori Dai Mengabdi Berdakwah di Pedalaman Aralle
WILAYAH terpencil dengan minoritas muslim memiliki tantangan yang khas. Dalam menyampaikan pesan Islam, kehati-hatian menjadi kunci utama. Itulah pesan yang disampaikan oleh Camat Aralle, Rahmat Saeni, S.Sos, saat mengamati perjalanan dakwah di wilayahnya yang penuh dinamika.
Aralle, kecamatan di Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat, adalah tempat yang unik. Terletak sekitar 55 kilometer dari ibu kota kabupaten, Aralle menjadi ujung barat yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Mamuju.
Di sinilah Muhammad Bashori, seorang dai mengabdi, melanjutkan misi dakwahnya. Wilayah Mamasa, dengan iklim dingin dan kondisi geografis yang menantang, tak pernah menyurutkan semangat Bashori. Ia memikul tanggung jawab besar untuk memastikan pesan-pesan Islam bisa sampai kepada masyarakat di salah satu kabupaten termuda di Sulawesi Barat ini.
Membangun Harapan di Dusun Terpencil
Salah satu kisah dalam perjalanan Bashori di Mamasa terjadi di Dusun Kumpulang, Desa Panetean. Seorang pengurus masjid bernama Alim, yang telah tinggal di sana selama 45 tahun, merasakan perubahan besar.
"Sejak kecil sampai hari ini, baru ada kegiatan majelis taklim di kampung saya," ujarnya penuh syukur kepada Ustadz Bashori. Perasaan bahagia ini menggambarkan betapa pentingnya kehadiran seorang dai di tengah masyarakat yang jarang tersentuh dakwah.
Bashori, dengan keteguhan hati, terus melangkah. Ia mengemban amanah untuk kembali bertugas setelah sebelumnya menyelesaikan misi dakwahnya di Mamuju.
Meski tugas ini mengharuskan Bashori untuk bolak-balik ke Mamuju, di mana keluarganya masih menetap, semangat dakwahnya tak pernah pudar. "Karena tugas, ya sami'na wa atha'na," tegasnya, menekankan prinsip ketaatan terhadap amanah yang diberikan.
Bersama dua santri alumni Sekolah Dai Hidayatullah Sulawesi Selatan, Barat, dan Tenggara, yaitu Ahmad Sapri dan Muhammad Al Farobi, Bashori mendirikan Rumah Qur’an (RQ) Ar Royah di Dusun Ba’bapane. RQ ini segera menjadi pusat pembinaan umat, di mana anak-anak dusun berkumpul setiap sore untuk belajar membaca Al-Qur’an.
Bahkan, beberapa anak datang sendiri atau meminta diajari di luar waktu yang ditentukan. Antusiasme ini menjadi bukti nyata betapa masyarakat merindukan ilmu agama.
Rumah Qur'an Sebagai Pusat Pembinaan
Pendekatan yang dilakukan Bashori dengan mendirikan rumah Qur'an ini mendapat dukungan penuh dari masyarakat. Fikal Budiman, Kepala Desa Panetean, merasa bangga dengan agenda Bashori yang bertujuan membangun rumah Qur'an di setiap dusun. Hal ini juga disambut baik oleh para kepala dusun yang sepakat dan menanti kapan program ini bisa hadir di wilayah mereka.
Namun, tantangan tidak berhenti di situ. Jarak antar dusun yang berjauhan dan medan yang sulit ditempuh menjadi kendala bagi pergerakan dakwah.
Meskipun tetangga di sekitar rumah Qur’an dengan senang hati meminjamkan sepeda motor mereka, Bashori merasa tidak enak jika terus menerus bergantung pada bantuan ini. Kendati begitu, tekadnya tidak pernah goyah. Baginya, maju pantang mundur adalah satu-satunya pilihan.
Kolaborasi dengan Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Aralle membuka babak baru dalam dakwah Bashori. Paska audiensi dengan KUA, cakupan dakwahnya tidak lagi terbatas pada Desa Panetean.
Kepala KUA meminta Bashori untuk bersinergi dalam membina desa-desa lain yang juga memiliki penduduk muslim. Dari 11 desa yang ada di Kecamatan Aralle, beberapa di antaranya mayoritas penduduknya beragama Islam, sementara yang lain bercampur.
Namun, pembinaan agama di wilayah ini masih jauh dari memadai. "Beda lagi ceritanya jika mengisi jadwal khutbah Jumat, dua masjid di Desa Panetean masih bisa ditempuh dengan jalan kaki," kata Bashori.
Meski demikian, perjalanan ke desa-desa lain untuk mengisi khutbah Jumat atau majelis taklim membutuhkan tumpangan sepeda motor, yang sering kali disediakan oleh warga setempat. Warga sangat antusias dengan kehadiran Bashori dan timnya, dan mereka berharap agar dakwah di desa mereka tidak hanya sementara.
Harapan Baru Warga
Tidak hanya puas dengan pembinaan majelis taklim dan pendidikan Al-Qur'an, warga Panetean memiliki harapan besar agar pondok pesantren bisa berdiri di desa mereka. Keinginan ini diwujudkan melalui wakaf tanah seluas satu hektar yang diberikan oleh keluarga besar desa. Bashori merespons dengan segera merintis lokasi tersebut untuk pembangunan pondok pesantren.
Hal yang tak disangka terjadi ketika pemilik lahan di sebelah utara ikut menyerahkan tanah miliknya yang luasnya hampir sama dengan wakaf pertama. Alasan yang disampaikan adalah agar jadi amal jariyah bagi kedua orangtuanya.
Dalam menjalankan misinya, Bashori tidak hanya dihadapkan pada tantangan geografis, tetapi juga kebutuhan akan sumber daya. Pergerakan dakwah yang terbatas karena harus berjalan kaki dari satu dusun ke dusun lain menuntut kreativitas dan ketekunan. Namun, setiap langkah yang diambil selalu disertai doa dan dukungan penuh dari masyarakat sekitar.
Sinergi dengan KUA dan berbagai pihak lainnya membuka peluang lebih besar bagi Bashori dan timnya untuk memperluas jangkauan dakwah mereka. Dengan semangat yang tak pernah padam, mereka terus berusaha agar Islam bisa diterima dengan baik di seluruh pelosok Aralle.
Pantang Surut, Maju Terus
Perjalanan dakwah Bashori di Kecamatan Aralle menggambarkan semangat pantang menyerah dalam memperjuangkan syiar Islam di wilayah terpencil. Kendala geografis, minimnya fasilitas, dan tantangan lainnya tidak pernah menyurutkan langkahnya. Justru, setiap tantangan menjadi pemacu semangat untuk terus maju.
Bashori juga berupaya membangun harapan dan impian masyarakat setempat. Tidak hanya memberikan ceramah, Bashori uga menjadi bagian dari solusi bagi masyarakat yang rindu akan pembinaan agama. Pembangunan rumah Qur'an dan rencana pendirian pondok pesantren adalah salah satu penanda keberkahan jalan ini.
Semoga langkah-langkah mereka selalu dalam lindungan Allah SWT dan mendapatkan ridha-Nya. Tantangan besar yang dihadapi akan menjadi ladang pahala yang berlimpah, dan harapan masyarakat untuk memiliki pondok pesantren akan segera terwujud, Aaamiin. (ybh/pos)