Bersama PosDai Membangun Harmoni dalam Dakwah Pedalaman - Persaudaraan Dai Indonesia | Bersama Dai Membangun Negeri | Posdai.or.id

Jumat, 08 November 2024

Bersama PosDai Membangun Harmoni dalam Dakwah Pedalaman

Oleh Abdul Muin INDONESIA sebagai negara dengan ribuan pulau, memiliki tantangan besar dalam pemerataan dakwah, terutama di wilayah pedalama...


Oleh Abdul Muin

INDONESIA sebagai negara dengan ribuan pulau, memiliki tantangan besar dalam pemerataan dakwah, terutama di wilayah pedalaman. Ketika kawasan perkotaan dipenuhi dengan kemudahan akses informasi dan layanan keagamaan, banyak wilayah terpencil yang masih menghadapi keterbatasan dalam mendapatkan pembinaan spiritual Islam. 

Di tengah arus modernisasi, tantangan ini semakin kompleks, mengingat perubahan gaya hidup dan gempuran teknologi sering kali membawa dampak negatif, termasuk pada kesehatan mental masyarakat. Dalam kerangka inilah sinergi dakwah menjadi esensial untuk menjaga harmoni spiritual dan mental masyarakat pedalaman.

Modernisasi dan digitalisasi telah membawa perubahan besar dalam pola pikir dan gaya hidup masyarakat. Di satu sisi, teknologi memberikan kemudahan, namun di sisi lain, dampaknya pada kesehatan mental menjadi perhatian serius. 

Indonesia National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS) dalam survei kesehatan mental nasional pertama digelar 2022 yang mengukur angka kejadian gangguan mental pada remaja 10 – 17 tahun di Indonesia, menunjukkan bahwa satu dari tiga orang muda Indonesia memiliki masalah kesehatan mental sementara satu dari dua puluh remaja Indonesia memiliki gangguan mental dalam 12 bulan terakhir. 

Angka ini setara dengan 15,5 juta dan 2,45 juta orang Indonesia usia muda. Remaja dalam kelompok ini adalah remaja yang terdiagnosis dengan gangguan mental sesuai dengan panduan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders Edisi Kelima (DSM-5) yang menjadi panduan penegakan diagnosis gangguan mental di Indonesia.

Tekanan mental yang dialami itu dipicu oleh berbagai faktor, termasuk isolasi sosial, informasi berlebihan, dan hilangnya nilai-nilai spiritual dalam kehidupan sehari-hari.

Di wilayah pedalaman, meskipun tantangan berupa teknologi belum sepenuhnya merata, efeknya tetap dirasakan. Ketimpangan informasi sering kali menyebabkan kebingungan, kekhawatiran, dan perasaan terasing. Dakwah di sini memainkan peran penting sebagai penyeimbang, mengajarkan nilai-nilai keimanan yang mampu menjadi pondasi kokoh dalam menghadapi dinamika perubahan.

Menurut pakar psikologi Islam, Prof. Dr. Hj. Zakiah Daradjat, dalam buku Kesehatan Mental terbitan PT. Remaja Rosdakarya Bandung, bahwa salah satu peranan agama bagi kesehatan mental adalah sebagai terapi (penyembuhan) bagi gangguan kejiwaan. 

Pengalaman agama dalam kehidupan sehari-hari menurutnya dapat membentengi orang dari kejatuhan kepada gangguan jiwa dan dapat pula mengembalikan kesehatan jiwa bagi orang yang gelisah. 

Artinya, aktivitas keagamaan membantu mengurangi stres, meningkatkan rasa optimisme, dan memperkuat solidaritas sosial. Fakta ini menunjukkan bahwa dakwah tidak hanya berperan dalam penguatan iman, tetapi juga sebagai terapi sosial yang efektif.

Semakin dekat sesorang dengan Tuhan, dan semakin banyak ibadahnya, maka akan semakin tenteramlah jiwanya, serta semakin mampu menghadapi kekecewaan dan kesukaran-kesukaran dalam hidup.

Bersama dalam Dakwah Pedalaman

Persaudaraan Dai Indonesia (PosDai) merupakan salah satu lembaga dakwah Islam yang berfokus pada penguatan dakwah termasuk pengabdian dai di wilayah terpencil. Berdiri sejak tahun 2000, PosDai telah mengirim ratusan dai ke berbagai pelosok Indonesia, mulai dari Sumatera, Kalimantan, hingga Papua. 

Dengan pendekatan berbasis komunitas, PosDai mendukung para dai dalam menyampaikan pesan agama juga berperan aktif dalam pembangunan masyarakat.

Visi PosDai adalah menjadi lembaga dakwah profesional dan terpercaya dalam upaya mendukung pembangunan peradaban Islam untuk NKRI bermartabat. Dalam pelaksanaannya, PosDai menggandeng berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, lembaga pendidikan, hingga organisasi non-pemerintah. 

Program-program PosDai mencakup pendidikan, perkaderan, dan pengembangan dai, hingga layanan konsultasi agama. Upaya ini menegaskan pentingnya sinergi antara berbagai elemen masyarakat untuk mencapai tujuan bersama.

Keberhasilan dakwah di pedalaman sangat bergantung pada sinergi yang terjalin antara berbagai pihak. Pemerintah, organisasi keagamaan, akademisi, dan masyarakat umum memiliki peran masing-masing yang saling melengkapi. Dalam hal ini, ada beberapa strategi sinergi yang dapat dioptimalkan. 

Pertama, melakukan kolaborasi multi-sektoral dalam meretas dan menemukan solusi konkret terhadap masalah lokal. Misalnya, program pelatihan keterampilan berbasis nilai-nilai Islam dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekaligus memperkuat iman.

Kedua, pemanfaatan teknologi secara bijak sebagai alat dakwah yang efektif. Penyediaan konten dakwah yang menarik melalui media sosial, podcast, atau video pendek dapat menjangkau lebih banyak orang, termasuk generasi muda.

Ketiga, peningkatan kapasitas dai dengan membekali dengan keterampilan komunikasi, pemahaman lintas budaya, dan pengetahuan tentang dinamika sosial masyarakat pedalaman. Hal ini penting agar dakwah yang disampaikan relevan dan mudah diterima.

Solusi Jangka Panjang

Ada satu hal juga yang penting diperhatikan dalam gerakan sinergis ini yaitu bagaimana melibatkan masyarakat setempat dalam aktivitas dakwah yang akan meningkatkan rasa memiliki dan keberlanjutan program. Dai lokal yang memahami kultur dan bahasa daerah juga lebih efektif dalam menyampaikan pesan agama.

Disamping itu, menguatkan dakwah di pedalaman tidak hanya membawa manfaat spiritual, tetapi juga menciptakan ketahanan sosial dan mental yang kuat. Di tengah arus informasi yang kerap membingungkan, dakwah yang relevan dan adaptif mampu menjadi penawar. 

Sinergi yang kokoh antar elemen elemen terkait yang fokus pada pengembangan dakwah seperti Posdai, pemerintah, dan masyarakat adalah kunci untuk mewujudkan masyarakat pedalaman yang berdaya secara spiritual dan sosial.

Pada akhirnya, dakwah bukan sekadar aktivitas khutbah dan ceramah, tetapi juga sebuah misi kemanusiaan untuk menciptakan harmoni di tengah keberagaman melalui interaksi eksponensial yang bertumbuh dan merangkul. 

Dengan komitmen bersama, mimpi untuk memperkuat dakwah di seluruh pelosok negeri akan menjadi kenyataan, membawa manfaat yang tidak hanya dirasakan oleh individu, tetapi juga seluruh bangsa kita. Semoga.

*) Ust Abdul Muin, penulis Direktur Persaudaraan Dai Indonesia (PosDai)

Mitra

Sinergi adalah energi kita, terus berpadu dalam langkah nyata

  • Bersama Dai Bangun Negeri
  • Save Indonesia with Quran, ajak masyarakat hidupkan al-Quran
  • Menjadi dai perekat ukhuwah islamiyah dan ukhuwan insaniyah
  • Keswadayaan bersama mengemban amanah dakwah majukan negeri