Pentingnya Dakwah Islam Pedalaman sebagai Ikhtiar Membangun Bangsa
DAKWAH Islam memiliki peran yang sangat strategis dalam membangun bangsa, terutama di wilayah pedalaman yang sering kali terpinggirkan dari akses pendidikan dan informasi. Dalam konteks Indonesia, yang merupakan negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, dakwah tidak hanya menjadi upaya penyebaran agama, tetapi juga menjadi medium untuk menguatkan nilai-nilai kebangsaan, keberagaman, dan pembangunan manusia.
Persaudaraan Dai Indonesia (PosDai) hadir sebagai salah satu lembaga yang berkomitmen untuk mengisi ruang tersebut melalui pengiriman agen-agen dai ke berbagai titik strategis di tanah air.
Indonesia, dengan lebih dari 17.000 pulau, memiliki tantangan geografis yang signifikan. Banyak wilayah pedalaman dan terpencil yang sulit dijangkau, sehingga kerap kali terisolasi dari pembangunan infrastruktur, termasuk dalam bidang pendidikan.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023 menunjukkan bahwa tingkat melek huruf di wilayah pedesaan Indonesia masih tertinggal dibandingkan perkotaan, yaitu 91,76% dibandingkan 96,80%. Angka ini mencerminkan tantangan dalam akses terhadap pendidikan, termasuk pendidikan agama, yang merupakan pondasi penting dalam membangun moral dan etika generasi muda.
Dalam menghadapi Indonesia Emas 2045, pendidikan agama menjadi salah satu elemen penting dalam membangun manusia Indonesia yang unggul dan berkarakter. Laporan "Future of Jobs" dari World Economic Forum (2023) menekankan pentingnya soft skills seperti integritas, kerja sama, dan etika, yang sejatinya dapat dibangun melalui pendidikan agama.
Di sinilah peran dakwah, khususnya di pedalaman, menjadi sangat penting untuk memastikan bahwa nilai-nilai ini ditanamkan sejak dini. Sebagai lembaga dakwah nasional, PosDai memiliki visi untuk menghadirkan Islam yang rahmatan lil 'alamin ke seluruh pelosok Indonesia.
Melalui program pengiriman dai ke pedalaman, PosDai berupaya menjawab tantangan pembangunan bangsa melalui pendekatan berbasis komunitas. Para dai yang diutus tidak hanya berperan sebagai penyebar ajaran Islam, tetapi juga sebagai agen perubahan sosial, pendidik, dan fasilitator pembangunan.
Menurut Direktur PosDai Pusat, Ust Abdul Muin, program PosDai setidaknya meliputi beberapa aspek utama, yaitu, pendidikan agama dan karakter. Dai PosDai berperan aktif dalam memberikan pendidikan agama yang berbasis nilai-nilai toleransi dan kebangsaan. Hal ini penting untuk mencegah radikalisme dan memperkuat persatuan di tengah keberagaman masyarakat Indonesia.
Berikutnya, aspek pemberdayaan ekonomi umat. Artinya, selain berdakwah, para dai juga membangun kemandirian ekonomi umat melalui pelatihan keterampilan dan pemberdayaan usaha kecil. Pendekatan ini relevan dalam mengatasi kemiskinan di wilayah pedalaman, yang sering kali menjadi akar berbagai permasalahan sosial.
Lalu, aspek penguatan komunitas lokal, dimana PosDai mendorong terbentuknya komunitas yang berdaya dan mandiri dengan cara melibatkan masyarakat dalam setiap program dakwah. Pendekatan ini tidak hanya efektif dalam menyampaikan pesan agama, tetapi juga dalam membangun solidaritas sosial.
Menyongsong Indonesia 2045
Menuju 100 tahun kemerdekaan Indonesia pada 2045, bangsa ini diharapkan menjadi salah satu kekuatan ekonomi terbesar di dunia. Namun, keberhasilan ekonomi saja tidak cukup jika tidak diiringi dengan pembangunan moral dan spiritual.
Berdasarkan proyeksi Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Indonesia membutuhkan generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki akhlak yang mulia untuk mewujudkan visi besar tersebut.
Dakwah di pedalaman, sebagaimana diinisiasi oleh PosDai, menjadi bagian integral dari upaya membangun karakter bangsa. Dengan memberikan akses pendidikan agama kepada masyarakat pedalaman, PosDai turut berkontribusi dalam mencetak generasi yang berdaya saing global, namun tetap teguh pada nilai-nilai keislaman dan kebangsaan.
Keberadaan dai di wilayah pedalaman telah memberikan dampak yang signifikan, baik secara individu maupun komunitas. Misalnya, khidmat dai di desa binaan PosDai di Nusa Tenggara Timur yang turut meningkatkan partisipasi anak-anak dalam pendidikan.
Selain itu, melalui pendekatan inklusif dan berbasis komunitas, PosDai berhasil menciptakan lingkungan yang kondusif untuk dialog antara sesama meski berbeda agama di daerah-daerah yang rentan termasuk di suku suku pedalaman. Dengan demikian, dakwah pedalaman tidak hanya menjadi sarana penyebaran Islam, tetapi juga menjadi jembatan perdamaian dan harmoni sosial.
Dakwah Islam di pedalaman merupakan ikhtiar mulia dalam membangun bangsa. Melalui peran aktif para dai, PosDai memberikan kontribusi nyata dalam meningkatkan kualitas pendidikan agama, memberdayakan masyarakat, dan memperkuat karakter bangsa.
Di tengah berbagai tantangan global, Abdul Muin menekankan, upaya ini menjadi salah satu langkah strategis untuk menyongsong Indonesia Emas 2045.
Oleh karena itu, dukungan dari seluruh elemen masyarakat, termasuk pemerintah, dunia usaha, dan individu, menjadi sangat penting untuk memastikan program dakwah pedalaman ini terus berlanjut dan memberikan dampak yang lebih luas.
PosDai, dengan komitmen yang kuat dan atas dukungan berbagai pihak elemen umat, menegaskan bahwa dakwah bukan sekadar aktivitas religius, tetapi juga bagian dari agenda besar pembangunan bangsa. (ybh/pos)