Di Labengga Haniyah Ismail Teguhkan Kiprah Dakwah Setelah Kepergian Sang Ayah - Persaudaraan Dai Indonesia | Bersama Dai Membangun Negeri | Posdai.or.id

Selasa, 14 Januari 2025

Di Labengga Haniyah Ismail Teguhkan Kiprah Dakwah Setelah Kepergian Sang Ayah

DI BALIK sunyi pebukitan yang mengelilingi sebuah dusun di pedalaman Labengga, Desa Ogomolli, Kabupaten Tolitoli, seorang daiyah bernama Ha...


DI BALIK
sunyi pebukitan yang mengelilingi sebuah dusun di pedalaman Labengga, Desa Ogomolli, Kabupaten Tolitoli, seorang daiyah bernama Haniyah Ismail meneguhkan perjalanan dakwahnya. Ia datang dengan satu tujuan: agar ilmunya menjadi manfaat bagi masyarakat yang jauh dari hiruk-pikuk kota. 

Dengan tekad yang kuat, Hani melangkah menyusuri jalan berbatu menuju Labengga, sebuah dusun terpencil yang akses pendidikannya masih sangat terbatas.

Dusun itu menyambutnya dengan sederhana. Ia mulai dengan mengajarkan tahsin kepada ibu-ibu dan anak-anak di surau kecil yang berdiri di tengah dusun. Mereka datang dengan keinginan kuat untuk memperbaiki bacaan Al-Qur'an, meski kebanyakan dari mereka baru mengenal huruf hijaiyah.

“Sejak diajari, saya merasa bacaan Al-Fatihah saya lebih baik. Rasanya shalat jadi lebih khusyuk,” ujar seorang ibu dengan mata berkaca-kaca. 

Kehadiran daiyah muda ini menjadi jawaban atas kerinduan masyarakat akan ilmu agama. Perlahan, tahsin menjadi bagian dari rutinitas harian mereka, membawa perubahan besar pada cara mereka memahami Al-Qur'an.

Namun, dakwah wanita kelahiran Tolitoli ini tidak hanya berhenti di Labengga. Di tempat lain, jauh dari dusun itu, berdiri sebuah Rumah Qur'an yang juga menjadi salah satu binaannya. 

Rumah Qur'an tersebut merupakan hasil wakaf seorang dermawan yang ingin ilmunya terus mengalir. Kini, bangunan sederhana itu menjadi tempat tinggal para santri putri dari Pondok Tahfidz Mardhatillah.

Rumah Qur'an itu memiliki peran yang berbeda dari Labengga. Di sana, para santri muda menghafal ayat-ayat suci dan mendalami ilmu agama setiap harinya. Suara lantunan ayat Al-Qur'an terdengar hampir setiap waktu, membawa keberkahan bagi lingkungan sekitar.

Meski jarak antara Labengga dan Rumah Qur'an sangat jauh, Hani tidak pernah merasa terbebani. Setiap tempat memiliki pendekatan dakwah yang berbeda. Di Labengga, ia membimbing masyarakat untuk mencintai Al-Qur'an melalui tahsin, sementara di Rumah Qur'an, ia mendidik generasi muda untuk menjadi penjaga kitab suci.


Melanjutkan Kiprah Ayahanda

Hani sendiri adalah anak dari Ustadz Ismail Ali, seorang dai pedalaman yang meninggal dunia dalam perjalanan menjumpai umat binaan muallaf Suku Ta Wana di Morowali Utara belum lama ini. Kepergian Ismail meninggalkan duka yang mendalam bagi sang anak tercinta. 

Namun Hani tetap tegar, dia meneruskan kiprah sang ayah yang menghidupkan dakwah di titik nan jauh di pedalaman. Dengan penuh kesabaran dan ketekunan, Hani terus bergerak membina anak anak di dusun binaannya tersebut.

Masyarakat Dusun Labengga dan para santri di Rumah Qur'an sama-sama merasakan manfaat besar dari kehadiran Hani. 

“Kami sangat bersyukur dengan adanya pembinaan ini. Sekarang, anak-anak kami tidak hanya bermain, tetapi juga mulai mengenal dan menghafal Al-Qur'an,” ungkap Sitti, salah satu warga.

Bagi daiyah itu, keberhasilan dakwahnya bukanlah tentang seberapa besar pengaruhnya atau seberapa banyak orang yang ia bina. Baginya, cukup dengan melihat masyarakat dan santri yang semakin dekat dengan Al-Qur'an, ia merasa sudah cukup. 

“Setiap langkah yang saya ambil adalah untuk ridha Allah. Jika ilmu ini bisa bermanfaat untuk satu orang saja, itu sudah cukup menjadi alasan untuk terus melangkah,” katanya dengan senyum tulus.

Dakwah  Hani terus berjalan. Labengga dan Rumah Qur'an mungkin terpisah jarak, tetapi keduanya terhubung oleh satu visi: menjadikan Al-Qur'an sebagai cahaya kehidupan. 

Bagi masyarakat dan santri, kehadirannya bukan hanya seorang guru, tetapi juga inspirasi yang mengajarkan bahwa kebaikan dapat dimulai dari mana saja.

"Semoga Allah Ta'ala selalu mengalirkan pahala untuk ayahanda yang sudah mendahului kami anak anaknya. Dakwah umat ini harus terus berjalan," katanya haru. (ybh/pos)


(Dukung kiprah dan langkah dai mengabdi Posdai di berbagai penjuru negeri, sisihkan donasi Anda untuk menggerakkan dakwah kita, klik di sini)

Mitra

Sinergi adalah energi kita, terus berpadu dalam langkah nyata

  • Bersama Dai Bangun Negeri
  • Save Indonesia with Quran, ajak masyarakat hidupkan al-Quran
  • Menjadi dai perekat ukhuwah islamiyah dan ukhuwan insaniyah
  • Keswadayaan bersama mengemban amanah dakwah majukan negeri