[KHUTBAH JUM'AT] Iman dan Implementasi Tiga Aspek 'Ahsanu Amala' dalam Kehidupan
Oleh Ust. Dr. Muhammad Sholeh Usman, M.I.Kom
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى سيدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن
أما بعد : عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ قَالَ اللهُ تَعَالَى: يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
Ma’asyiral Muslimin Jamaah Jum’ah Rahimakumullah
Segala puji hanya milik Allah Subhanahu wa Ta'ala, Tuhan semesta alam, Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Dialah Yang menciptakan kita dari ketiadaan, melimpahkan rahmat yang tiada pernah habis, serta memberikan kita nikmat iman dan Islam, nikmat terbesar yang tak terhingga nilainya.
Dialah yang mengatur segala urusan makhluk-Nya dengan penuh hikmah, memberikan kehidupan dan rezeki, serta membuka pintu taubat bagi hamba-hamba-Nya yang kembali kepada-Nya dengan hati yang tulus.
Betapa sering kita lalai, namun Dia tetap memanggil kita dengan kasih-Nya. Betapa sering kita tergelincir, namun Dia senantiasa memberikan kesempatan untuk memperbaiki diri. Maka, pantaslah kita selalu memuji-Nya, memohon ampunan-Nya, dan berharap rahmat-Nya.
Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada junjungan kita, Nabi besar Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam, seorang hamba pilihan yang diutus sebagai rahmat bagi seluruh alam.
Beliau adalah pelita yang menerangi jalan kegelapan, seorang pemimpin yang akhlaknya adalah Al-Qur'an, seorang pengajar yang penuh kesabaran, seorang pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan, serta seorang teladan sempurna bagi setiap muslim yang menginginkan kebaikan dunia dan akhirat.
Berkat perjuangan dan pengorbanan beliau, kita dapat mengenal Allah, memahami Islam, dan berjalan di atas jalan yang lurus. Semoga Allah melimpahkan shalawat kepada beliau, kepada keluarganya yang suci, para sahabatnya yang setia, serta seluruh umatnya yang mengikuti jejak langkah beliau hingga akhir zaman.
Hadirin sekalian yang dimuliakan Allah
Marilah kita bersama-sama merenungi nikmat iman yang Allah tanamkan di hati kita. Iman adalah cahaya yang menuntun langkah kita di tengah kehidupan yang penuh ujian.
Bersama iman, amal shaleh menjadi penyempurna. Sebagaimana iman adalah pondasi, amal shaleh adalah manifestasi. Tanpa amal shaleh, iman menjadi kosong; tanpa iman, amal shaleh kehilangan maknanya.
Betapa banyak orang yang tertipu oleh dunia hingga melupakan tujuan hidup yang sebenarnya. Sungguh merugi, mereka yang lalai dari berzikir kepada Allah dan menjadikan hawa nafsu sebagai tuhan. Namun beruntunglah mereka yang menjaga hatinya tetap dekat dengan Allah dan beramal dengan ikhlas demi ridha-Nya.
Allah SWT senantiasa mengingatkan manusia untuk berdzikir dan berdoa. Koneksi dengan Allah juga terjalin melalui muhasabah dan permohonan ampun atas khilaf dan dosa. Ampunan Allah selalu tersedia bagi siapa pun yang bersalah.
Dalam hadis disebutkan Allah membuka pintu taubat malam bagi yang berdosa siang, dan sebaliknya. Nabi pun beristighfar 70-100 kali sehari semalam. Sebagai manusia, kita tak luput dari dosa, baik tampak, tersembunyi, maupun yang tak disadari.
Maka, jangan tunda istighfar. Di antara doa permohonan ampun: "Ya Allah, ampunilah dosa kami, baik yang disengaja maupun tidak, yang diingat maupun dilupakan."
Muhasabah hadir di setiap langkah. Setiap waktu adalah kesempatan merenung, dimulai dari waktu shalat sebagai momen penting evaluasi dan permohonan ampunan.
Sepertiga malam terakhir, dengan suasana tenang dan hening, adalah waktu yang tepat untuk bermuhasabah, memperbanyak dzikir, doa, dan istighfar, sebagai pengakuan kelemahan diri di hadapan Allah swt. Ini juga waktu mustajab untuk berdoa.
Anjuran untuk bermuhasabah, khususnya di waktu-waktu tertentu seperti waktu shalat dan sepertiga malam terakhir, ditegaskan dalam Al Quran surah Adz-Dzaariyaat ayat 8:
وَبِالْأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ
"Dan pada akhir malam mereka memohon ampunan (kepada Allah)"
Kemudian, dalam Al Quran surah Ali Imran ayat 17:
وَٱلْمُسْتَغْفِرِينَ بِٱلْأَسْحَارِ
"dan orang-orang yang memohon ampun di waktu sahur"
Ayat ini menyebutkan salah satu ciri orang-orang yang bertakwa yang dijanjikan surga adalah memohon ampun di waktu sahur (sebelum subuh), yang termasuk dalam sepertiga malam terakhir.
Dalam setiap pekan, kita dianjurkan untuk selalu melakukan evaluasi diri, dan hari Jumat menjadi momentum yang tepat untuk hal tersebut.
Pada hari Jumat, seperti hari ini, kita disunnahkan membaca Surah Al-Kahfi, yang memiliki fadhilah dan keutamaan luar biasa, yaitu mendapatkan cahaya di antara dua Jumat bagi siapa pun yang membacanya pada hari atau malam Jumat.
Hal ini sebagaimana diterangkan dalam hadis, bahwa membaca Surah Al-Kahfi akan memberikan pancaran cahaya dan keberkahan hingga Jumat berikutnya Selain itu, terdapat pula hadis diriwayatkan oleh Imam Muslim yang menyebutkan:
الجمعه الى الجمعه مكفرات بينهن اذا اجتنبت الكبائر
"Antara Jumat yang satu dengan Jumat berikutnya menjadi penghapus dosa-dosa, apabila dijauhi dosa-dosa besar"
Hadis ini menjelaskan bahwa jarak antara dua Jumat dapat menjadi penghapus dosa secara otomatis, dengan syarat kita menjauhi dosa-dosa besar (kabair).
Tentu saja, ampunan ini erat kaitannya dengan istighfar dan permohonan ampun kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Dengan kata lain, menjauhi dosa besar dan memperbanyak istighfar merupakan kunci untuk mendapatkan ampunan Allah di antara dua Jumat.
Ma’asyiral Muslimin Jamaah Jum’ah Rahimakumullah
Muhasabah lebih lanjut dapat dilakukan setiap bulan. Rasulullah sebagaimana hadis yang diriwayatkan Imam At-Tirmidzi mengajarkan pada kita doa untuk menyambut datangnya bulan baru:
اللهم اهله علينا بالامن والسلامه والاسلام
"Ya Allah, tampakkanlah bulan ini kepada kami dengan membawa keamanan, keselamatan, dan keislaman"
Doa ini merupakan permohonan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala agar setiap kali kita dipertemukan dengan bulan Qomariah (bulan Hijriyah), kita diberikan keamanan, keselamatan, dan keteguhan dalam Islam selama bulan tersebut. Dengan doa ini, kita memohon keberkahan dan perlindungan Allah dalam setiap langkah di bulan yang baru.
Bulan Rajab yang hadir bersamaan dengan pergantian tahun 2025 merupakan momentum istimewa untuk introspeksi diri. Di tengah pergantian tahun Masehi, Rajab hadir sebagai pengingat spiritual untuk mengevaluasi hubungan dengan Allah serta interaksi sosial dan profesional diantara sesama manusia. Di bulan ini juga, kita dianjurkan memperbanyak doa agar mendapatkan keberkahan dan dipertemukan dengan Ramadhan.
Pada prinsipnya, kita mengharapkan setiap orang yang beriman senantiasa mengalami peningkatan dan kemajuan dalam menjalani kehidupan, baik dalam ibadah mahdhah (ibadah ritual yang telah ditentukan tata caranya, seperti shalat, puasa, zakat, dan haji) maupun ibadah ghairu mahdhah (ibadah sosial yang cakupannya lebih luas, seperti berbuat baik kepada sesama, menolong orang yang kesulitan, dan menjaga lingkungan).
Dengan kata lain, kita berupaya meningkatkan kualitas diri dalam urusan vertikal (hubungan dengan Allah Subhanahu wa Ta'ala) dan urusan horizontal (hubungan dengan sesama manusia).
Guna meningkatkan kualitas diri kita, khususnya di tahun ini, mari kita tadabburi bersama firman Allah Subhanahu wa Ta'ala dalam surah Al-Mulk ayat 2:
الذي خلق الموت والحياه ليبلوكم ايكم احسن عملا وهو العزيز الغفور
"Yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalannya. Dan Dia Mahaperkasa, Maha Pengampun"
Allah Ta'ala ingin melihat siapa di antara kalian yang paling baik amalnya (ahsanu amala) dalam menjalani kehidupan ini. Ahsan 'Amala adalah merupakan amalan yang terbaik dan berpotensi mengantarkan manusia ke surga.
Ahsanu amala ini bercirikan dua prinsip fundamental, yaitu iman dan jihad. Setiap manusia menjalani kehidupan di dunia semua menuju kehidupan di akhirat. Surga adalah tempat tujuan tertinggi yang diidam-idamkan setiap muslim. Untuk mencapai surga, kita membutuhkan bekal, yaitu ahsanu amala (amal perbuatan yang paling baik) kita selama di dunia.
Ma’asyiral Muslimin Jamaah Jum’ah Rahimakumullah
Wujud ahsanu amala dalam kehidupan setidaknya dapat dibagi menjadi tiga aspek. Pertama, implementasi ahsanu amala terkait dengan waktu. Orang beriman selalu terikat dengan waktu.
Dalam surah Al-'Asr, dijelaskan bahwa semua manusia merugi dalam waktunya, kecuali mereka yang beriman dan beramal saleh. Dapat dipastikan bahwa perbuatan orang yang beriman selalu yang terbaik di setiap waktu. Perbuatan terbaik yang terkait dengan waktu adalah shalat.
Firman Allah Ta'ala dalam surah An-Nisa ayat 103:
إِنَّ الصَّلَاةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ كِتَابًا مَوْقُوتًا
"Sungguh, salat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman"
Kedua, implementasi ahsanu amala terkait dengan tempat, yaitu dalam keluarga. Keluarga, dengan struktur minimal ayah, ibu, dan anak, merupakan lingkungan pertama dan utama bagi individu.
Dalam konteks ini, ahsanu amala diwujudkan melalui komunikasi yang baik. Komunikasi yang efektif dalam keluarga menciptakan suasana harmonis, saling pengertian, dan kasih sayang.
Melalui komunikasi yang baik, masalah dapat diselesaikan dengan bijak, perbedaan pendapat dapat didiskusikan dengan kepala dingin, dan ikatan antar anggota keluarga semakin erat.
Komunikasi yang baik adalah fondasi penting bagi terciptanya keluarga yang sakinah, mawaddah, warahmah. Dalam konteks hubungan anak dan orang tua, Islam mengajarkan konsep birrul walidain, yang merupakan amalan yang sangat ditekankan.
Birrul walidain secara bahasa berarti berbuat baik kepada kedua orang tua. Namun, makna birrul walidain lebih luas dari sekadar berbuat baik secara fisik. Ia mencakup perkataan yang lembut, perbuatan yang sopan, menaati perintah mereka selama tidak bertentangan dengan ajaran agama, mendoakan mereka, menjaga nama baik mereka, dan bahkan memenuhi kebutuhan mereka ketika mereka sudah lanjut usia atau membutuhkan bantuan.
Poin Ketiga sebagai ruang implementasi ahsanu amala adalah ranah publik yang lebih luas. Islam sebagai agama yang kaffah (menyeluruh) telah mengatur seluruh aspek kehidupan manusia, mulai dari urusan yang paling pribadi, seperti adab tidur, makan dan minum, hingga urusan yang berkaitan dengan tatanan masyarakat dan negara, seperti sistem ekonomi, politik, dan hukum. Tidak ada satu pun perkara hidup yang luput dari pembahasan dalam Islam.
Al-Qur'an dan As-Sunnah sebagai sumber hukum utama memberikan pedoman yang lengkap dan detail tentang bagaimana seharusnya seorang Muslim berinteraksi dengan dirinya sendiri, keluarganya, tetangganya, masyarakatnya, bahkan dengan lingkungannya.
Implementasi ahsanu amala dalam konteks ini berarti berusaha semaksimal mungkin untuk menerapkan ajaran-ajaran Islam dalam setiap aspek kehidupan, sehingga tercipta kehidupan yang harmonis, adil, dan sejahtera.
Mengimplementasikan nilai-nilai Al-Qur'an dan Sunnah dalam berbagai aspek kehidupan bukanlah persoalan sederhana. Ini membutuhkan kerja keras dan kerja cerdas, bukan hanya sekadar membaca dan menghafal, tetapi juga memahami, mengamalkan, dan mendakwahkannya.
Ranah ini menuntut pengorbanan, baik dalam bentuk harta, misalnya dengan bersedekah dan berinfak untuk kepentingan agama dan umat, maupun jiwa, misalnya dengan berjuang melawan hawa nafsu dan berkorban waktu dan tenaga untuk berdakwah. Inilah puncak mujahadah (perjuangan sungguh-sungguh), sebuah ranah jihad yang luar biasa.
Jihad di sini tidak hanya terbatas pada peperangan fisik, tetapi juga mencakup jihad melawan hawa nafsu, jihad dalam menuntut ilmu, jihad dalam berdakwah, dan jihad dalam menegakkan keadilan.
Kita kembali teringat penjelasan Rasulullah saat ditanya tentang amalan yang paling afdal (utama), beliau menjawab, "Berjihad di jalan Allah." Hadis ini menunjukkan bahwa mengimplementasikan nilai-nilai Al-Qur'an dan Sunnah dalam kehidupan, dengan segala pengorbanannya, merupakan bentuk jihad yang sangat utama di sisi Allah Ta'ala.
Hadirin Jamaah Jum’ah Rahimakumullah
Maha benar Allah dengan segala fimannya dalam surah As-Shaf ayat 10-12:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا هَلْ أَدُلُّكُمْ عَلَى تِجَارَةٍ تُنْجِيكُمْ مِنْ عَذَابٍ أَلِيمٍ (10) تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَتُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ بِأَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ (11) يَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَيُدْخِلْكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ وَمَسَاكِنَ طَيِّبَةً فِي جَنَّاتِ عَدْنٍ ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ (12)
"Wahai orang-orang yang beriman! Maukah kamu Aku tunjukkan suatu perdagangan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih? (Yaitu) kamu beriman kepada Allah dan rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahui, niscaya Allah mengampuni dosa-dosamu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, dan ke tempat-tempat tinggal yang baik di dalam surga 'Adn. Itulah kemenangan yang agung"
Orang yang beriman hendaknya senantiasa berusaha meningkatkan iman dan amal salehnya. Iman adalah fondasi utama yang mendasari seluruh amalan. Tanpa iman yang kokoh, amalan-amalan yang dilakukan akan kehilangan nilai dan maknanya di sisi Alla.
Sementara jihad, dalam konteks yang luas, merupakan upaya sungguh-sungguh untuk mengaplikasikan iman dalam kehidupan sehari-hari.
Jihad mencakup perjuangan melawan hawa nafsu, berjuang untuk menuntut ilmu, berjuang untuk berdakwah, berjuang untuk menegakkan keadilan, dan berjuang untuk memberikan yang terbaik dalam setiap aspek kehidupan.
Dalam keseharian, semoga nilai nilai ahsanu amala ini selalu mewujud, yaitu melakukan setiap perbuatan dengan kualitas yang terbaik, ikhlas karena Allah Ta'ala, dan sesuai dengan tuntunan syariat. Dan amalan terbaik ini hanya dapat terwujud dengan dua prinsip fundamental, yaitu iman yang kokoh dan jihad yang berkelanjutan. Wallahu A'lam.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ, وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ, وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah Kedua
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ كَانَ بِعِبَادِهِ خَبِيْرًا بَصِيْرًا، تَبَارَكَ الَّذِيْ جَعَلَ فِي السَّمَاءِ بُرُوْجًا وَجَعَلَ فِيْهَا سِرَاجًا وَقَمَرًا مُنِيْرًا. أَشْهَدُ اَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وأَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وُرَسُولُهُ الَّذِيْ بَعَثَهُ بِالْحَقِّ بَشِيْرًا وَنَذِيْرًا، وَدَاعِيَا إِلَى الْحَقِّ بِإِذْنِهِ وَسِرَاجًا مُنِيْرًا
اللهم صل و سلم على هذا النبي الكريم و على آله و أصحابه و من تبعهم بإحسان إلى يوم الدين. أما بعد
فَيَاأَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللّٰهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللّٰهُ تَعَالَى اِنَّ اللّٰهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يٰأَيُّهَا الَّذِيْنَ أٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَ سَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلٰى أٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ. كَمَا صَلَّيْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ. وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ فْي الْعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ وَارْضَ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ. وَعَنْ اَصْحَابِ نَبِيِّكَ اَجْمَعِيْنَ. وَالتَّابِعِبْنَ وَتَابِعِ التَّابِعِيْنَ وَ تَابِعِهِمْ اِلٰى يَوْمِ الدِّيْنِ
Do’a Penutup
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالطَّاعُوْنَ وَالْاَمْرَاضَ وَالْفِتَنَ مَا لَا يَدْفَعُهُ غَيْرُكَ عَنْ بَلَدِنَا هٰذَا اِنْدُوْنِيْسِيَّا خَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً. اللّهُمَّ وَفِّقْنَا لِطَاعَتِكَ وَأَتْمِمْ تَقْصِيْرَنَا وَتَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ. رَبَّنَا اٰتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِي الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَآلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ . وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبّ الْعَالَمِيْنَ.
!!!عِبَادَاللهِ
إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَالْمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ